REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Gedung Sydney Opera House sudah tidak asing dengan drama, namun 'drama' yang terjadi Kamis (9/11) ini menjadikan atapnya yang terkenal sebagai panggung.
Kepolisian New South Wales (NSW) menangkap lima "pelaku drama" yaitu para aktivis yang memanjat atap tersebut dan membentangkan spanduk yang mengecam perlakuan Australia terhadap pengungsi di Pulau Manus, Papua Nugini. LSM bernama Whistleblowers, Activists and Citizens Alliance (WACA) menyatakan bertanggung jawab atas aksi yang dimulai sekitar pukul 10.30 pagi tersebut.
Para aktivis berhasil memanjat ikon Kota Sydney meski gedung ini telah mengalami peningkatan keamanan baru-baru ini, yang dimaksudkan menjadikan venue tersebut memenuhi standar "internasional".
Lokasi gedung Opera House di pusat pariwisata dan transportasi air Kota Sydney di Circular Quay, membuatnya rawan menjadi sasaran demonstrasi dan terorisme. Manus Island Regional Processing Centre yang dipakai untuk menyeleksi para pencari suaka ke Australia secara resmi telah ditutup pada 31 Oktober 2017.
Namun sekitar 600 pengungsi pria masih tetap berada di sana, yang pelayanan listrik, air bersih dan makanannya sudah dihentikan. WACA mengatakan aksi demonstrasi mereka sebagai tanggapan terhadap "krisis kemanusiaan" yang sedang berlangsung di Pulau Manus.
Kepolisian NSW menjelaskan petugas dari Police Rescue and Bomb Disposal Unit memanjat atap Opera House, dan menangkap dua pria dan tiga wanita pelaku aksi protes. Kelima aktivis dibawa ke Kantor Polisi Day Street dan sedang menjalani pemeriksaan.
Dalam kejadian ini, polisi menggagalkan usaha para aktivis untuk membentangkan spanduk yang lebih besar, di sisi barat atap gedung yang menghadap ke jembatan Harbour Bridge. Seorang juru bicara kelompok ini menjelaskan mereka telah melakukan "banyak persiapan" untuk aksi demonstrasi tersebut.
Dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial, salah satu aktivis yang berada di atap gedung Opera House meminta Pemerintahan Malcolm Turnbull dan oposisi Partai Buruh untuk mengevakuasi Pulau Manus dan membawa pengungsi ke Australia.
Polisi mengatakan kepada tiga pemrotes di bawah - dua wanita dan seorang pria - untuk meninggalkan lokasi.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.