Kamis 09 Nov 2017 19:13 WIB

Pemrotes Isu Pengungsi Panjat Gedung Sydney Opera House

Dua aktivis melakukan aksi protes terkait isu pengungsi di Pulau Manus dengan memanjat atap gedung Sydney Opera House, 9 November 2017.
Foto: ABC
Dua aktivis melakukan aksi protes terkait isu pengungsi di Pulau Manus dengan memanjat atap gedung Sydney Opera House, 9 November 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Gedung Sydney Opera House sudah tidak asing dengan drama, namun 'drama' yang terjadi Kamis (9/11) ini menjadikan atapnya yang terkenal sebagai panggung.

Kepolisian New South Wales (NSW) menangkap lima "pelaku drama" yaitu para aktivis yang memanjat atap tersebut dan membentangkan spanduk yang mengecam perlakuan Australia terhadap pengungsi di Pulau Manus, Papua Nugini. LSM bernama Whistleblowers, Activists and Citizens Alliance (WACA) menyatakan bertanggung jawab atas aksi yang dimulai sekitar pukul 10.30 pagi tersebut.

Para aktivis berhasil memanjat ikon Kota Sydney meski gedung ini telah mengalami peningkatan keamanan baru-baru ini, yang dimaksudkan menjadikan venue tersebut memenuhi standar "internasional".

Two people speaking.
Seorang polisi setempat berbicara dengan pemrotes di atap gedung Sydney Opera House.

Twitter: @akaWACA

Lokasi gedung Opera House di pusat pariwisata dan transportasi air Kota Sydney di Circular Quay, membuatnya rawan menjadi sasaran demonstrasi dan terorisme. Manus Island Regional Processing Centre yang dipakai untuk menyeleksi para pencari suaka ke Australia secara resmi telah ditutup pada 31 Oktober 2017.

Namun sekitar 600 pengungsi pria masih tetap berada di sana, yang pelayanan listrik, air bersih dan makanannya sudah dihentikan. WACA mengatakan aksi demonstrasi mereka sebagai tanggapan terhadap "krisis kemanusiaan" yang sedang berlangsung di Pulau Manus.

Kepolisian NSW menjelaskan petugas dari Police Rescue and Bomb Disposal Unit memanjat atap Opera House, dan menangkap dua pria dan tiga wanita pelaku aksi protes. Kelima aktivis dibawa ke Kantor Polisi Day Street dan sedang menjalani pemeriksaan.

A silhouette on the Sydney Opera House.
Pemrotes tampak sedang menaiki atap gedung Sydney Opera House.

Twitter: @akaWACA

Dalam kejadian ini, polisi menggagalkan usaha para aktivis untuk membentangkan spanduk yang lebih besar, di sisi barat atap gedung yang menghadap ke jembatan Harbour Bridge. Seorang juru bicara kelompok ini menjelaskan mereka telah melakukan "banyak persiapan" untuk aksi demonstrasi tersebut.

Dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial, salah satu aktivis yang berada di atap gedung Opera House meminta Pemerintahan Malcolm Turnbull dan oposisi Partai Buruh untuk mengevakuasi Pulau Manus dan membawa pengungsi ke Australia.

Polisi mengatakan kepada tiga pemrotes di bawah - dua wanita dan seorang pria - untuk meninggalkan lokasi.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/aksi-protes-isu-pengungsi-di-atas-sydney-opera-house/9134552
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement