Jumat 10 Nov 2017 04:15 WIB

Aset Mandiri Syariah Capai Rp 84,09 Triliun

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Peningkatan DPK. Petugas melayani nasabah di Bank Syariah Mandiri cabang Thamrin, Jakarta, Kamis (9/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Peningkatan DPK. Petugas melayani nasabah di Bank Syariah Mandiri cabang Thamrin, Jakarta, Kamis (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hingga kuartal tiga 2017, kinerja Mandiri Syariah menunjukkan hasil positif dengan meningkatnya aset. Hal itu terutama ditopang peningkatan dana.

Direktur Pemulihan dan Risiko Pembiayaan Mandiri Syariah Choirul Anwar menjelaskan, Mandiri Syariah membukukan kinerja positif dan optimistis dapat membukukan kinerja lebih baik hingga akhir 2017. Ia juga berterima kasih atas kepercayaan masyarakat kepada Mandiri Syariah.

Pada kuartal tiga 2017 ini, peningkatan DPK mendorong kenaikan total aset Mandiri Syariah sebesar 13,26 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 84,09 triliun dari Rp 74,24 triliun per September 2016. Per September 2017, dana pihak ke tiga (DPK) Mandiri Syariah mencapai Rp 74,75 triliun atau tumbuh 13,30 persen yoy dibandingkan kuartal tiga 2016 sebesar Rp 65,98 triliun. 50,75 persen komposisi DPK berasal dari dana murah (CASA) dengan total Rp 37,94 triliun, naik 49,15 persen dari Rp 32,43 triliun.

Pertumbuhan DPK ditopang pertumbuhan tabungan sebesar 11,84 persen yoy menjadi Rp 28,99 triliun dari Rp 27,75 triliun. Giro tumbuh 37,47 persen yoy menjadi Rp 8,94 triliun dari Rp 6,93 triliun. Pun deposito yang secara tahunan tumbuh 9,74 persen menjadi Rp 36,81 triliun dari Rp 35,27 triliun.

''Tabungan Mandiri Syariah dan Tabungan Mabrur (haji) jadi andalan untuk produk dana murah,'' ungkap Choirul dalam keterangan tertulis kepada Republika, Kamis (9/11).

Pada kuartal tiga 2017 ini pula, rekening DPK baru bertambah 530 ribu rekening sehingga menjadi 7,02 juta rekening. Sehingga biaya dana pun relatif tidak terlalu tinggi karena setara dengan bank-bank besar.

Dari sisi pembiayaan, sampai kuartal tiga 2017 Mandiri Syariah berhasil menyalurkan sebesar Rp 58,72 triliun atau tumbuh 10,28 persen dari Rp 53,24 triliun pada September 2016. Kualitas pembiayaan juga membaik dengan turunnya tingkat pembiayaan bermasalah (NPF) nett dari 3,63 persen menjadi 3,12 persen. Tingkat FDR Mandiri Syariah masih berada di posisi sesuai ketentuan OJK.

''Pada 2017 ini, sejalan dengan kondisi perekonomian nasional, kami fokus di ritel dan korporasi terutama infrastruktur dengan skim syariah,'' ungkap Choirul.

Mandiri Syariah menyediakan skema pembiayaan syariah untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan, jaringan listrik, pelabuhan, bandara, dan lainnya yang saat ini sedang gencar dilakukan.

Dengan perkembangan yang sangat positif tersebut, lanjut Choirul, laba operasional Mandiri Syariah meningkat 46,81 persen menjadi Rp 1,68 triliun. Laba bersih juga meningkat 6,04 persen yoy menjadi Rp 261 miliar.

Dalam laporan keuangan kuartal tiga 2017 Mandiri Syariah yang dipublikasikan melalui media, tingkat pengembalian aset (ROA) pada kuartal tiga sebesar 0,56 persen dari 0,60 persen, rasio pembiayaan terhadap dana (FDR) sebesar 78,29 persen dari 80,40 persen, dan rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) sebesar 94,22 persen dari 93,93 persen.

Cadangan kerugian penurunan nilai aset (CKPN) sebesar 2,24 persen dari 2,75 persen. Kewajiban kecukupan modal (CAR) sebesar 14,92 persen dari 13,50 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement