Jumat 10 Nov 2017 05:25 WIB

Putin Tuduh AS Ganggu Pemilu Rusia Lewat Kasus Olimpiade

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump saat KTT G20 di Hamburg, 7 Juli 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Amerika Serikat (AS) sengaja menemukan tuduhan doping terhadap atlet Rusia dalam upaya untuk mempengaruhi pemilihan presiden tahun depan. Dia mengacu pada larangan hidup yang diberlakukan oleh pejabat Olimpiade pada empat pemain ski lintas negara Rusia, pada hari Kamis.

Putin mengatakan langkah tersebut merupakan tanggapan AS terhadap gangguan imajiner dalam pemilu mereka, dilansir dari BBC, Jumat (10/11). Pejabat AS menyelidik dugaan keterlibatan Rusia dalam jajak pendapat tahun 2016.

Badan intelijen AS mengatakan awal tahun ini bahwa pemerintah Rusia telah berusaha untuk membantu Donald Trump memenangkan pemilihan tersebut.

Investigasi oleh pengacara khusus Robert Mueller melihat kaitan antara Rusia dan kampanye Trump. Putin belum mengatakan apakah dia akan mencalonkan kembali. Namun, ia secara luas diharapkan bisa maju dan menang.

Presiden Rusia mengatakan waktu pemilihan Rusia, pada bulan Maret 2018, berarti bahwa skandal doping bertepatan dengan persiapan Olimpiade Musim Dingin berikutnya di Korea Selatan, dan dapat digunakan untuk menabur ketidakpuasan di antara orang-orang olahraga.

"AS adalah rumah bagi perusahaan utama yang memesan dan membayar hak televisi, sponsor utama dan pengiklan", katanya.

"Sebagai tanggapan atas campur tangan imajiner kita dalam pemilihan mereka, AS ingin menciptakan masalah dalam pemilihan presiden Rusia," tambahnya.

Putin berbicara tak lama setelah empat pemain ski Rusia dinyatakan bersalah melakukan doping oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan dilarang tampil di Olimpiade.

Maxim Vylegzhanin, Alexei Petukhov, Evgenia Shapovalova dan Yulia Ivanova semua dikenai sanksi setelah penyelidikan doping ke Sochi 2014. Keempatnya disebutkan dalam laporan McLaren Desember lalu, yang menuduh bahwa program doping yang disponsori negara ada di Rusia antara tahun 2011 dan 2015.

Rekan pemain ski lintas negara Alexander Legkov dan Evgeniy Belov mendapatkan larangan Olimpiade seumur hidup yang dikonfirmasi oleh IOC awal bulan ini. Rusia lolos dari larangan penuh di Olimpiade Rio 2016 namun terus dilarang berkompetisi dalam acara atletik internasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement