REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Setiap tim yang menjuarai kompetisi sepak bola di Indonesia selalu merayakan keberhasilan bersama suporter dengan parade di jalanan atau stadion. Yang masih segar di ingatan misalnya saat Arema FC
menjuarai Piala Presiden 2017, Singo Edan merayakannya bersama puluhan ribu Aremania di Kota Malang. Begitu juga saat Persib Bandung menjuarai Piala Presiden 2015 dan juara Liga Super Indonesia 2014, bobotoh tumpah ruah di jalanan Kota Bandung untuk berpesta.
Ketika Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC beberapa kali menggondol trofi juara baik di liga maupun Copa Indonesia, selalu ada arak-arakan bersama suporter, pejabat klub sampai pejabat-pejabat daerah.
Situasi ini tak akan terjadi jika Bhayangkara FC dipastikan juara Liga 1 2017. Klub milik Korps Kepolisian RI itu baru berusia dua tahun. Bhayangkara FC belum punya basis suporter yang kuat seperti klub-klub lainnya. Sebab, Bhayangkara termasuk salah satu tim sepak bola yang tidak membawa embel-embel kedaerahan.
Basis masa suporter klub-klub Indonesia selama ini dipengaruhi oleh adanya rasa memiliki untuk daerah masing-masing.
Misalnya, Persib mayoritas didukung oleh masyarakat Jawa Barat. Persija oleh orang-orang Jakarta, Arema milik penduduk Kota Malang sampaiSemen Padang yang dibanggakan oleh pecinta sepak bola dari Sumatra Barat.
Tak heran jika pahlawan Bhayangkara FC saat ini Ilija Spasojevic memposting sebuah gambar perbandingkan di Instagram-nya andai The Guardian juara musim ini. Kamis (9/11) kemarin, melalui fitur Instagram story, Spaso mengunggah sebuah gambar yang memuat lima momen. Empat momen adalah saat perayaan juara oleh PSM, Persib, Persipura dan Persija.
Satu lagi, tulisan berwarna hijau BFC (Bhayangkara FC) juara.
Untuk tulisan BFC juara ini berlatar jalanan yang sepi. Sementara empat gambar di atas parade gelar juara yang membuat jalanan begitu padat.
Perjuangan Bhayangkara musim ini memang tak diperkuat oleh pemain ke-12 atau suporter. Bahkan ketika main di kandang sendiri melawan Persib dan beberapa klub lainnya, Bhayangkara seperti tim tamu karena suporter mereka hanya sebagian kecil dan rata-rata itu adalah anggota kepolisian.
Bisa jadi itulah yang membuat Bhayangkara mampu mencatatkan kemenangan lebih banyak musim ini. Karena mereka tak memedulikan main kandang atau tandang. Pelatih Bhayangkara FC Simon McMenemy pernah berujar pada awal musim 2017 bahwa timnya ibarat selalu main di kandang lawan.