Jumat 10 Nov 2017 13:02 WIB

In Picture: Pesawat N219 Resmi Menyandang Nama Nurtanio

.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mohamad Amin Madani

Pesawat N219 terparkir di di Bandara Halim Perdana Kusuma saat acara Pemberian Nama Pesawat N219 oleh Presiden RI, Jakarta, Jumat (10/11). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Petugas mengamati Pesawat N219 yang terparkir di Bandara Halim Perdana Kusuma saat acara Pemberian Nama Pesawat N219 oleh Presiden RI, Jakarta, Jumat (10/11). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Pesawat N219 terparkir di Bandara Halim Perdana Kusuma saat acara Pemberian Nama Pesawat N219 oleh Presiden RI, Jakarta, Jumat (10/11). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Pesawat N219 terparkir di di Bandara Halim Perdana Kusuma saat acara Pemberian Nama Pesawat N219 oleh Presiden RI, Jakarta, Jumat (10/11). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Presiden Joko Widodo didampingi pejabat terkait memberikan keterangan kepada media saat acara Pemberian Nama Pesawat N219 di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat (10/11). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Presiden Joko Widodo meninjau pesawat seusai Pemberian Nama Pesawat N219 di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat (10/11). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

Presiden Joko Widodo melemparkan pesawat kertas bersama siswa-siswi SD saat sambutannya pada acara Pemberian Nama Pesawat N219 di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat (10/11). (FOTO : Republika/Mahmud Muhyidin)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan nama pesawat N219 karya anak bangsa hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

 

Jokowi memilih nama Nurtanio, yang diambil dari nama Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo, untuk pesawat tersebut.

 

Pesawat N219 telah melakukan tujuh kali uji terbang termasuk uji terbang dari Bandung menuju Jakarta. Pesawat N219 ini merupakan pesawat penumpang dengan kapasitas 19 penumpang. Pesawat yang didesain sesuai kebutuhan masyarakat di wilayah perintis ini digerakkan dengan dua mesin turboprop produksi Pratt and Whitney.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement