Jumat 10 Nov 2017 14:18 WIB

Kisah Pangeran Alwaleed Bangun Bisnis Hingga Kaya Raya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Al Saud.
Foto: EPA-EFE/LUCAS DOLEGA
Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Al Saud.

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Pangeran Arab Saudi Alwaleed bin Talal membangun bisnis yang kini bernilai hingga 17 miliar dolar AS dari hanya 30 ribu dolar AS sejak 1979. Sebelum ditangkap dengan tuduhan korupsi oleh Komite Antikorupsi Arab Saudi, Alwaleed merupakan satu dari tiga orang terkaya di Saudi.

Orang terkaya ke 61 di dunia itu pernah menyatakan, perusahaan investasi Kindom Holding miliknya, dibangun pada 1979 dengan modal 30 ribu dolar AS. Uang itu adalah gabungan hadiah dari ayahnya dan pinjaman dari Saudi, demikian dilansir Bloomberg, Kamis (9/11).

Awalnya, bisnis Pangeran Alwaleed hanya di Saudi. Barulah pada 1990, Pangeran Alwaleed mulai meluaskan pengaruh bisnis dengan membeli saham Citigroup, salah satu bank konvensional terbesar dunia. Pada 1991, CEO Citigroup John Reed meminta tambahan modal. Pangeran Alwaleed mengabulkannya mengalirkan setengah juta dolar AS dan membantu menaikkan skala bisnis Citigroup menjadi 800 juta dolar AS. Ia bahkan menaikkan porsi kepemilikan saham di Citigroup saat krisis keuangan mengguncang AS pada 2008.

Sekitar dua dekade kemudian, pemilik gedung Kingdom Center setinggi 992 kaki di Riyadh itu menjajal saham-saham perusahaan papan atas termasuk Saks, News Corp, dan Netscape. Pangeran Alwaleed juga membangun bisnis perhotelan termasuk menanamkan uangnya di The Plaza New York hingga The George V di Paris. Pada 2007, bersama perusahaan investasi milik Bill Gates, Pangeran Alwaleed ambil bagian dalam investasi di jaringan hotel Four Season dengan nilai investasi 3,4 miliar dolar AS.

Meski bergelar Warren Buffet Arab, Pangeran Alwaleed tak selalu mujur. Investasi di Euro Disney pada 1994 pernah mengecewakan. Pangeran Alwaleed juga meluaskan konglomerasi bisnisnya dengan berinvestasi di Apple Inc dan Twitter Inc. ''Manfaat iPod dan semua upaya baik laik dihargai setimpal,'' kata Pangeran Alwaleed kala itu. Ia juga punya kepemilikan di perusahaan media dan hiburan seperti 21st Century Fox Inc dan Rotana Group di Timur Tengah.

Analis TS Lombard London Marcus Chevenix menilai, Pangeran Alwaleed punya reputasi 'campuran' di dunia bisnis internasional. ''Investor internasional melihat Pangeran Alwaleed sebagai pria yang bicara bisnis besar, meski eksekusinya kadang berhasil, kadang juga tidak,'' kata Chevenix.

Dengan daya beli yang dimiliki, Pangeran Alwaleed juga sering dipandang sebagai Duta Besar Saudi tak resmi. Ia disebut memiliki pandangan ke depan meski Saudi dikenal konservatif. Ia mendorong hak wanita dan bahkan mempekerjakan pilot wanita untuk mengemudikan jet pribadinya.

Pangeran Alwaleed merupakan satu dari 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan pejabat Saudi yang ditahan Komite Antikorupsi yang dikepalai Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman. Aksi bersih-bersih ini juga diikuti pembekuan rekening perbankan milik individu-individu yang ditahan. Aksi ini dikabarkan belum akan berhenti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement