REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayitno meminta bupati dan wali kota di wilayah yang ia pimpin agar tak mempersulit perizinan memulai usaha dan investasi. Irwan meminta seluruh Pemda mulai membuka mata akan pentingnya investasi dan mulai terdorong untuk menarik masuk investasi.
Sektor yang menjadi unggulan investasi Sumbar, lanjutnya, adalah pariwisata dan energi baru terbarukan (EBT). "Mengapa energi terbarukan? Karena Sumbar punya potensi alam yang masih sangat bisa dikembangkan," kata Irwan, Kamis (9/11).
Irwan memberi contoh pengembangan EBT khususnya panas bumi. Dia mengatakan ada sejumlah faktor pendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dimiliki oleh Sumatra Barat, seperti 50 persen wilayah yang masih terutup hutan dan adanya sumber panas yang gunung api. Selain itu ada pula sungai yang berpotensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Irwan menyadari bahwa kebutuhan investasi merupakan solusi atas terbatasnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sumbar dalam melakukan pembangunan. Pendanaan dari swasta menjadi satu jawaban atas kendala keterbatasan anggaran ini. Hingga saat ini, Pemprov mencatat, sejumlah calon investor potensial sudah dilakukan penjajakan termasuk dari Australia, Jerman, Belgia, dan Swiss. "Kami akan memberikan pelayanan yang prima bagi investor yang datang ke Sumbar," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP Sumatra Barat Maswar Dedi menambahkan bahwa pihaknya memang sedang gencar melakukan promosi potensi investasi. Salah satunya adalah digelarnya Gelar Potensi dan Temu Usaha Sumbar di Batam pekan ini. Dalam gelaran tersebut, hadir 50 calon investor potensial baik dari dalam atau luar negeri.
"Tujuan di laksanakan adalah promosi produk unggulan kepada calon investor agar mau berinvestasi ke Sumbar, kemudian membantu kabupaten dan kota untuk mencarikan investor," katanya.