Jumat 10 Nov 2017 19:45 WIB

Islam di Turkmenistan Alami Tekanan di Era Komunisme

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Turkmenistan
Foto: koryogroup.com
Turkmenistan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam diperkenalkan di Turkmenistan selama periode penaklukan Islam oleh Khulafaur Rasyidin. Yakni, pada masa Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Larry Clark, Michael Thurman, dan David Tyson dalam "Turkmenistan: A Country Study menjelaskan, pada masa tersebut warga Turkmenistan terintegrasi dalam struktur suku yang suci.

Suku tersebut disebut ovlat. Ahli etnografi mempertimbangkan, ovlat merupakan sebuah suku yang terdapat unsur tasawuf. Menurut keturunan mereka, masing-masing suku turun dari Nabi Muhammad melalui salah satu dari empat khalifah.

Pada abad 18 hingga 19, suku ovlat tersebar di beberapa kelompok di Turkmenistan. Mereka hadir dan memberikan berkat pada semua peristiwa komunal dan siklus hidup yang penting dan bertindak sebagai mediator antara klan dan suku.

Banyak Turkmen yang dihormati karena kekuatan spiritual mereka menelusuri garis keturunan mereka ke övlat dan tidak jarang, terutama di daerah pedesaan, bagi individu tersebut untuk hadir pada siklus hidup dan perayaan komunal lainnya.

Pada era Soviet, semua keyakinan agama diserang oleh penguasa komunis sebagai takhayul dan sisa-sisa masa lalu. Kebanyakan sekolah agama dilarang dan sebagian besar masjid ditutup.

Dewan Muslim Asia Tengah dengan kantor pusat di Tashkent didirikan selama Perang Dunia II untuk mengawasi Islam di Asia Tengah. Sebagian besar Dewan Muslim difungsikan sebagai alat propaganda.

Indoktrinasi ateis menahan perkembangan agama dan berkontribusi terhadap isolasi Muslim Turkmen dari komunitas Muslim internasional. Beberapa kebiasaan agama, seperti pemakaman Muslim dan sunat laki-laki, terus dipraktikkan selama periode Soviet, tetapi kebanyakan agama keyakinan, pengetahuan, dan adat istiadat tidak disetujui oleh direktorat spiritual yang dikelola negara.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement