REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Ribuan warga di dua kecamatan di kabupaten Langkat, Sumatra Utara, masih terdampak banjir hingga Jumat (10/11). Banjir merendam kecamatan Babalan dan Sei Lepan sejak empat hari lalu.
Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengatakan, berdasarkan data yang dia terima, ada sekitar 3.579 kepala keluarga (KK) yang terkena dampak banjir. Sebanyak 2.660 KK berada di kecamatan Babalan dan 919 KK di Sei Lepan.
"Daerah ini cukup banyak terkena dampak banjir. Selain karena tingginya curah hujan beberapa hari lalu, tingginya air juga karena di laut sedang terjadi pasang perdani, sehingga air dari atas tidak mengalir secara normal dan menggenangi pemukiman warga," kata Erry saat meninjau lokasi banjir, Jumat (10/11).
Akibat rumahnya tak lagi bisa ditinggali, ratusan warga pun pengungsi untuk sementara waktu. Mereka menempati tenda darurat yang didirikan tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Langkat, binaan Dinas Sosial Sumut. Warga yang tidak mengungsi tetap bertahan di dalam rumah panggung atau rumah mereka yang berlantai dua.
"Tentu kita berdoa agar air laut bisa segera surut dan aliran bisa normal kembali. Dengan begitu masyarakat bisa kembali ke rumah masing-masing," ujar Erry.
Menurut Erry, banjir yang menggenang selama empat hari ini sebelumnya juga pernah terjadi 11 tahun lalu, yakni pada 2006. Pemerintah pun, lanjutnya, telah melakukan berbagai langkah penanganan, mulai dari pengadaan dapur umum, pos kesehatan dan bantuan yang bersifat darurat lain. Bersama dinas terkait di kabupaten Langkat, pemprov akan memberikan bantuan hingga untuk penanganan pasca banjir kelak.
"Untuk penanganan pasca banjir, nanti akan didata infrastruktur yang rusak, misalnya jalan, sekolah, bangunan umum yang digunakan untuk masyarakat. Itu akan dikelola, baik oleh pemkab maupun pemprov, tergantung porsinya," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Sumut, Rajali mengatakan, saat ini, bantuan berupa beras sudah disiapkan sebanyak 50 ton untuk setiap kabupaten/kota yang terkena banjir. Selain Langkat, banjir juga diketahui merendam sejumlah wilayah di Tanjung Balai dan Asahan.
Menurut Rajali, akan disiapkan jatah sebanyak 400 gram beras per jiwa untuk satu hingga dua pekan. Selain itu, sebanyak 40 personel Tagana juga akan diturunkan untuk menangani para pengungsi dan warga yang membutuhkan bantuan, khususnya di dapur umum.
"Kami sudah minta agar kabupaten/kota segera mengirimkan laporan berapa kebutuhannya. Jadi kami bisa meminta Bulog mengirimkannya ke masyarakat langsung," kata Rajali.