REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sebanyak 9.368 rumah warga di Tanjungbalai dan Asahan, Sumatra Utara, terendam air akibat banjir melanda dua kabupaten itu.
"Laporan menyebutkan di Tanjungbalai ada 4.944 rumah yang terendam banjir dan di Asahan 4.4424 rumah. Saya sudah minta pemerintah kedua itu dibantu BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) menanganinya," ujar Gubernur Sumut HT Erry Nuradi di Medan, Jumat (10/11).
Gubernur memantau langsung dan memberi bantuan bahan pokok kepada korban banjir di Desa Simpang Empat perbatasan Asahan dan Tanjung Balai serta Langkat.
Menurut Erry, banjir diakibatkan terjadinya curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini. Gubernur meminta pemerintah dan masyarakat di tiga daerah itu untuk segera mengatasi dampak banjir meningkatkan penjagaan lingkungan untuk mengantisipasi bencana alam.
Penjagaan lingkungan dimulai dari menghindari pembuangan sampah secara sembarangan hingga tidak melakukan penebangan di hutan. "Saya juga sudah meminta agar tim kesehatan proaktif mengobati warga korban banjir agar tidak terserang penyakit," katanya.
Wali Kota Tanjung Balai HM Syahrial mengatakan banjir di daerah itu akibat meluapnya Sungai Asahan dan beberapa sungai lainnya serta tingginya curah hujan. "Banjir berketinggian 80 hingga 100 sentimeter dan Pemkot Tanjungbalai sudah mengatasinya," katanya.
Begitu terjadinya banjir, katanya, tim langsung melakukan upaya-upaya tanggap darurat seperti pemasangan tenda evakuasi serta mendirikan posko kesehatan serta dapur umum.
Wakil Bupati Asahan H Surya menyebutkan pihaknya juga sudah melakukan tanggap darurat bekerja sama dengan BPBD. "Harapannya air banjir segera surut dan tim terus melakukan antisipasi karena curah hujan masih tinggi," katanya.