Jumat 10 Nov 2017 20:17 WIB

Banjir Terjang Ribuan Rumah di Tanjung Balai dan Asahan

Rep: Issha Harruma/ Red: Hazliansyah
Warga berdiri di teras rumahnya yang terendam banjir. ilustrasi
Foto: Antara/Rahmad
Warga berdiri di teras rumahnya yang terendam banjir. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ASAHAN -- Selain Langkat, dua wilayah lain di Sumatra Utara juga terendam banjir. Ribuan warga terdampak akibat banjir di kota Tanjung Balai dan kabupaten Asahan ini.

Di Tanjung Balai, tercatat ada 4.944 kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir. Wali Kota Tanjung Balai M Syahrial mengatakan, banjir tersebut disebabkan meluapnya sungai Asahan dan beberapa sungai lain akibat tingginya curah hujan.

"Akibatnya, air merendam rumah warga dengan ketinggian 80 hingga 100 cm," kata Syahrial, Jumat (10/11).

Hal ini disampaikan Syahrial saat menemani Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, meninjau salah satu lokasi banjir di desa Simpang Empat, Asahan. Desa yang terletak di kecamatan Simpang Empat ini berbatasan dengan Tanjung Balai.

Menurut Syahrial, berbagai upaya tanggap darurat langsung dilakukan begitu banjir terjadi. "Langsung dilakukan pemasangan tenda evakuasi, posko kesehatan serta dapur umum," ujar dia.

Wakil Bupati Asahan, Surya menyatakan hal senada. Di kabupaten ini tercatat sebanyak 4.424 KK yang menjadi korban banjir. Surya mengklaim, pihaknya telah melakukan berbagai penanganan bencana sesuai dengan instruksi Gubernur.

"Harus tanggap dengan bencana alam, apapun yang terjadi di daerah," ujar dia.

Dalam kunjungan itu, Gubernur Sumut, Tengku Erry Nuradi, menginstruksikan penyelenggaraan penanganan korban banjir dilaksanakan sebaik-baiknya. Erry pun mengimbau agar tim posko kesehatan tidak hanya memperhatikan kesehatan para pengungsi, namun juga makanan dan minum mereka agar tidak terjangkit penyakit.

Politikus Partai Nasdem ini juga meminta kedua daerah yang terkena banjir untuk dapat menjaga lingkungan agar bencana seperti ini bisa dihindari di kemudian hari. Erry meminta warga Sumut, khususnya yang tinggal di daerah berpotensi banjir, untuk terus waspada dengan curah hujan yang cukup tinggi saat ini.

"Tidak ada yang ingin terjadi bencana, tapi bencana selalu datang tanpa kita duga-duga. Bencana juga terjadi dikarenakan ulah manusia, seperti membuang sampah sembarangan hingga penebangan hutan lindung," kata Erry.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement