REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto memastikan kembali, kejadian di Mako Brimob yang mengatakan adanya insiden pembuangan Alquran tidak benar. Ia meminta masyarakat untuk tidak mempercayai isu-isu yang tidak betul seperti itu.
"Saya sampaikan, kejadian di Brimob kemarin yang viral ke media sosial, yang mengatakan ada pembuangan Alquran, itu tidak betul," ungkap Setyo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Sabtu (11/11).
Setyo kemudian menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Setelah shalat Jumat selesai, para narapidana masuk ke dalam sel masing-masing. Lalu dilakukanlah sweeping di sana. Barulah kemudian keributan terjadi.
"Saat sweeping ini ditemukan ada empat handphone. Kemudian karena disita handphonenya, yang bersangkutan teriak-teriak dan melafazkan takbir. Sehingga memicu yang lainnya untuk ikut beraksi dan terjadilah pengrusakan-pengrusakan," kata Setyo.
Kejadian itu pun, Setyo mengatakan, dapat langsung dikendalikan sekitar pukul 16.00 WIB. Karena itu, ia menyampaikan kepada masyarakat agar tidak mempercayai adanya isu-isu yang tidak benar. "Tidak ada melempar atau membuang kitab suci," lanjut dia.
Kini, pihaknya sedang mendalami dan menyelidiki siapa provokator dari kejadian tersebut. Begitu juga dengan alasan mengapa alat komunikasi dapat masuk ke dalam penjara. "Ini akan kita selidiki juga apakah ini kelalaian atau adanya kesengajaan, nanti akan kita cek lagi," jelas Setyo.
Setyo menjelaskan, tak ada pengamanan tambahan di Mako Brimob dengan adanya kejadian itu. Menurutnya, di sana memang sudah ada pengamanan khusus yang disiapkan untuk hal-hal seperti itu. "Napi-napi itu sekarang sedang ditertibkan. Karena memang aturannya itu di dalam sel tidak boleh menggunakan hadphone atau alat komunikasi," terang dia.