Ahad 12 Nov 2017 03:08 WIB

Ribuan Santri Lombok Peringati Gelar Pahlawan Maulana Syekh

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Israr Itah
Spanduk-spanduk dukungan Maulana Syekh berada di sejumlah lokasi di Mataram, NTB, mulai dari sekolah-sekolah, pinggir jalan raya, hingga di depan pintu masuk Islamic Center NTB.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Spanduk-spanduk dukungan Maulana Syekh berada di sejumlah lokasi di Mataram, NTB, mulai dari sekolah-sekolah, pinggir jalan raya, hingga di depan pintu masuk Islamic Center NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Ribuan santri Nahdlatul Wathan (NW) yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Wathan (IPNW) Lombok Timur menggelar pentas seni memperingati hari pahlawan di Kompleks Pondok Pesantren Darunnahdlatian NW, Pancor, Lombok Timur, NTB. Ketua Panitia Pentas Seni Santri Badri mengatakan, peringatan hari pahlawan kali ini terasa lebih istimewa karena pendiri NW, Tuan Guru Kyai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau Maulana Syekh dinobatkan menjadi pahlawan nasional.

"Pentas seni ini selain sebagai ajang pengembangan minat bakat santri, juga mensyukuri penganugerahan Almaghfurlah Maulana Syekh menjadi pahlawan nasional pertama dari NTB," ujar Badri di Kompleks Pondok Pesantren Darunnahdlatian NW, Pancor , Lombok Timur, NTB, Sabtu (11/11) malam.

Badri menjelaskan, pentas seni santri 2017 ini mengangkat tema "Berkarya Dalam Menginterpretasi Nilai-Nilai Perjuangan Hamzanwadi". Hamzanwadi adalah nama lain dari TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah. Adapun kreativitas yang ditampilkan meliputi lagu daerah, hadroh, drama darah syuhada NW, amazing show, dan kabaret Putri Mandalika.

"Maulana Syekh tak hanya dikenal sebagai seorang ulama tapi juga seniman dan sastrawan. Hal ini terbukti dari karya-karya beliau yang kita temukan dalam bentuk lagu dan karya tulis lainnya," ungkap Badri.

Badri menambahkan, peserta pentas seni ini tak hanya melibatkan santri dari Pondok Pesantren Darunnahdlatain, melainkan santri dari ponpes lain yang ada di Lombok Timur.

Sementara itu, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Darunnahdlatain Nahdlatul Wathan Pancor Muhammad Djamaludin mengapresiasi dilaksanakannya kegiatan pentas seni santri ini.

"Sebagai ketua ponpes, saya sangat mengapresiasi terselenggaranya pentas seni santri ini yang baik kepanitiaan ataupun yang pentas semuanya dilakukan oleh santri," ucap Djamaludin.

Djamaludin mengatakan, para santri akan bisa memanfaatkan pentas seni ini menjadi wadah pengembangan kreativitas para santri.

"Santri itu jangan sampai kesannya hanya bisa mengaji saja namun dalam berbagai hal kebaikan santri itu tidak kalah dengan yang lainnya," kata dia menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement