REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) masih terus mengebut pembangunan Tol Solo-Mantingan-Ngawi (Solo-Ngawi) sepanjang 90,25 kilometer. Direktur Utama SNJ David Wijayatno mengatakan dengan perkembangan wilayah Jawa Tengah saat ini, dukungan infrastruktur jalan tol ruas Solo-Ngawi menjadi sangat penting untuk memecahkan permasalahan transportasi darat.
Begitu juga dengan konektivitas baru yang akan berdampak positif bagi kondisi ekonomi kawasan secara umum. "Untuk makin mempermudah masyarakat dalam mengakses jalan tol, PT SNJ juga mempersiapkan simpang susun tambahan," kata David dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (12/11).
Dia menyatakan SNJ akan membuat tiga simpang susun tambahan dalam proses pembangunan tol tersebut. Masing-masing simpang susun atau gerbang tol tambahan tersebut yakni Gerbang Tol Bandara Adi Soemarmo Boyolali, Gerbang Tol Purwodadi, dan Gerbang Tol Sragen Timur.
Sementara itu untuk mengakses tol yang 60 persen sahamnya dimiliki PT Jasa Marga (Persero) dan 40 persen milik PT Waskiya Toll Road itu juga dilengkapi dengan lima gerbang tol (GT). Kelimanya yaitu GT Kartasura (Ngasem), GT Solo (Klodran), GT Karanganyar (Kebakkramat), GT Sragen (Pungkruk), dan GT Ngawi (Kota Ngawi).
"Semua ini dipersiapkan demi kualitas pelayanan dari PT Solo Ngawi Jaya untuk seluruh masyarakat yang akan menggunakan jalan Tol Solo-Ngawi," jelas David.
Untuk itu David memastikan pengerjaan akan dilakukan semaksimal mungkin untuk menyelesaikan pembangunan konstruksi ruas tol tersebut pada 2018. Sehingga, kata dia, awal tahun depan bisa beroperasi penuh melayani kebutuhan masyarakat dengan cepat dan nyaman.
Tol Solo-Ngawi merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk percepatan program pembangunan infrastruktur. Ruas tol Solo-Ngawi merupakan bagian dari Jalan Tol Solo-Kertosono (Soker) Jalan Tol Trans Jawa. Jaringan Jalan Tol Trans Jawa yang diharapkan mampu berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.