REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antar Agama dan Peradaban Prof. Din Syamsuddin berpesan kepada WNI yang berada di luar negeri tidak mudah terpengaruh oleh ajakan untuk bergabung dengan paham dan gerakan radikal.
Hal tersebut disampaikan Din usai nonton bareng (nobar) film "Jihad Selfie" yang berlangsung di Hongkong Performing Art Centre, Ahad (12/11). Acara yang digelar oleh Konsul Jenderal RI di Hongkong Tri Tharyat dan Sutradara-Produser film "Jihad Selfie" Noor Huda Ismail, itu dihadiri sekitar 150-an WNI.
"Jihad dengan membunuh orang yang tidak berdosa sangat dilarang oleh Islam. Dan perbuatan semacam itu bukanlah jihad yang benar," ujar Din Syamsuddin, dalam keterangan tertulis.
Ia mengatakan justru apa yang dilakukan pekerja migran dengan bekerja mencari rezeki yang halalan thoyyiban adalah bentuk jihad ekonomi (jihad iqtishadi) yang mulia.
Film Jihad Selfie adalah karya Noor Huda Ismail, pengamat terorisme dan kandidat doktor di Monash University, Melbourne, yang sedang menulis disertasi tentang pejuang asing di mancanegara.
Film yang beberapa waktu lalu mendapat penghargaan di Roma, Italia ini adalah film dokumenter tentang pola rekrutmen pemuda Indonesia yang hendak "berjihad" bersama ISIS di Suriah.
Dalam film yang diangkat dari kesaksian para pelaku tergambar jelas pengaruh media sosial (maka disebut Jihad Selfie) yang mendorong banyak pemuda tergerak berangkat, dan pengaruh keluarga dalam mempengaruhi seseorang untuk tidak jadi pergi.