REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Gubernur Aceh Irwandi Yusuf meluncurkan turnamen sepak bola internasional "Aceh World Solidarity Cup" yang akan digelar di Stadion Harapan Bangsa tanggal 2 sampai 6 Desember 2017. Launching tersebut dilakukan Gubernur Aceh di Hotel Hermes, Banda Aceh, Ahad (12/11) pagi.
Hadir pada acara tersebut Walikota Banda Aceh, pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Aceh, Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh, Kadispora Aceh, Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin, serta para wartawan yang meliput kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya Gubernur menjelaskan, Pemerintah Aceh melalui program Aceh Teuga mempunyai misi untuk mengembalikan dan meningkatkan prestasi olah raga Aceh, salah satunya melalui peningkatan frekuensi event kompetisi olah raga untuk menjaring bibit-bibit unggul.
"Inilah di antara yang menjadi latar belakang penyelenggaraan Aceh World Solidarity ini," ujar Gubernur melalui siaran persnya.
Gubernur menjelaskan, kegiatan tersebut adalah event sepak bola bertaraf internasional pertama level timnas yang diadakan di Aceh. Menurut Gubernur, turnamen Aceh World Solidarity ini pada awalnya direncanakan untuk diikuti oleh Negara Jepang, Thailand, Vietnam serta Indonesia sebagai tuan rumah.
Namun karena bersamaan dengan kalender kegiatan FIFA, maka sejumlah negara tidak dapat mengikuti turnamen di Aceh. "Negara yang akhirnya melakukan konfirmasi terhadap undangan dari PSSI adalah Kyrgyztan, Mongolia, dan negara tetangga kita Brunei Darussalam," ujar Gubernur.
Gubernur juga menjelaskan, turnamen ini merupakan perwujudan dari rasa solidaritas dunia terhadap Aceh yang pernah dilanda tsunami pada 2004 lalu. Menurut Gubernur, Aceh World Solidarity - Tsunami Cup 2017 ini, seperti juga Sail Sabang, adalah awal dari kegiatan-kegiatan level internasional yang akan rutin diadakan di Aceh.
"Aceh harus berkelas, sudah bukan waktunya lagi Aceh lekat dengan stempel tidak aman. Kita harus buktikan kepada dunia, bahwa Aceh aman dan mampu menyelenggarakan even internasional. Sehingga tidak ada lagi kekhawatiran akan isu-isu kemanan di Aceh," ujar Gubernur sambil menjelaskan bahwa angka kriminal di Aceh tergolong sangat rendah dibandingkan dengan provinsi lain.
Namun, lanjut Gubernur, sayangnya isu keamanan di Aceh kerap mendapat sorotan yang berlebihan. Untuk itu, Gubernur mengajak seluruh elemen terkait dan masyarakat luas untuk sama-sama menyukseskan penyelenggaraan event tersebut.