REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Militan ISIS pada Senin (13/11) kembali menguasai kota Albu Kamal, benteng terakhir mereka di Suriah, setelah milisi yang didukung Iran merebut kota tersebut beberapa hari sebelumnya. Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, pasukan Suriah disergap dan dipaksa mundur.
Pejuang dari Hizbullah Lebanon di Suriah yang bergabung dengan pejuang Irak yang melintasi perbatasan ke Suriah terkejut oleh militan ISIS yang bersembunyi di dalam terowongan di jantung kota yang mereka klaim telah direbut pada Rabu.
Pasukan Hizbullah dan Irak telah melancarkan serangan darat ke kota tersebut, yang terletak di provinsi Deir al Zor, Suriah timur.
"Militan lSIS memulai serangan mendadak dengan pelaku bom bunuh diri dan serangan roket setelah milisi Iran ditipu ISIS telah meninggalkan kota tersebut," kata Qahtan Ghanam al Ali, seorang pemimpin suku yang berhubungan dengan saudara-saudara mereka.
Tentara Suriah pada Kamis mengumumkan kemenangan atas ISIS. Dikatakan perebutan Albu Kamal menandai runtuhnya tiga tahun pemerintahan militan di wilayah tersebut.
Serangan tersebut dipelopori oleh pasukan elit dari kelompok Hizbullah Lebanon yang berperang di Suriah bersama dengan sejumlah milisi Syiah Irak dan Afghanistan yang telah masuk dari Irak.
"Serangan militan ini menyebabkan kerugian besar manusia di jajaran pejuang yang mendukung rezim tersebut," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Albu Kamal, pusat pasokan dan komunikasi utama bagi militan antara Suriah dan Irak, merupakan hadiah besar bagi milisi yang didukung Iran. Kontrol militan terhadap kota tersebut dan kota perbatasan al Qaim di sisi Irak telah mengganggu jalan raya strategis Baghdad-Damaskus yang telah lama menjadi saluran pasokan senjata utama oleh Iran untuk sekutu Suriah.
Pada Ahad, jet yang diyakini milik Rusia mengintensifkan pengeboman di Albu Kamal dan pinggirannya, dengan setidaknya 50 warga sipil, kebanyakan wanita dan anak-anak tewas sejak Jumat.
Dalam satu serangan udara di kota Sukariya, sebelah timur kota, setidaknya 30 orang terbunuh, kebanyakan wanita dan anak-anak. Serangan udara lainnya melanda desa Marshada dan Sousa di dekat persimpangan sungai dimana ratusan warga sipil menjadi sasaran saat mereka melarikan diri dengan kapal kecil dan sampan.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Albu Kamal telah menjadi target serangan intensif yang diyakini dilakukan oleh Rusia di seluruh provinsi Deir al Zor yang telah membunuh ratusan warga sipil dalam beberapa bulan terakhir.