REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya menekan angka kematian ibu (AKI) melahirkan di Indonesia dengan pendekatan keluarga. Jadi, anggota keluarga diharapkan terlibat untuk menurunkan AKI.
Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengatakan, ada data yang berbeda terkait jumlah AKI. Ia menyebut kalau melihat data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menyebutkan bahwa AKI masih 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Di satu sisi, Kemenkes mencatat AKI di Indonesia saat ini sekitar 305-307 per 100 ribu kelahiran hidup. Jadi, kata dia, akurasi data harus disamakan dan koordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
"Tetapi, kita tetap harus tetap turunkan (AKI)," ujarnya usai upacara peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53, di Jakarta, Senin (13/11).
Ada beberapa cara yang dilakukan Kemenkes. Pertama, kata dia, pihaknya melakukan penguatan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dengan pendekatan keluarga dan memenuhi standar pelayanan minimal (SPM). Dengan demikian, Nila menyebut puskesmas akan pro aktif datang ke keluarga yang anggotanya ada yang tengah mengandung. Dengan pendekatan keluarga ini, ia mengklaim AKI mulai turun dan dibuktikan di beberapa daerah.
"Secara subyektif kalau saya ke daerah menanyakan berapa angka kematian, mulai kelihatan turun karena sistem pendekatan keluarga yang sangat baik," katanya.
Selain itu, kata dia, setiap ibu hamil diminta harus memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan untuk ibu hamil. Di tempat ini, kata dia, Kemenkes bisa memperhatikan gizi mereka, baik untuk ibu hamil maupun bagi anak-anak balita.
"Kita memperhatikannya," ujarnya.
Di satu sisi Nila meminta keluarga memiliki peran dalam hal ini. Ini karena para ibu hamil harus tahu berapa jumlah makanan dalam satu piring terdiri karbohidrat, protein, sayur, dan buah dalam satu piring. Menkes menyebut dengan pendekatan keluarga, ketika salah satu anggota keluarga ada yang hamil maka anggota keluarga lain harusnya memperhatikannya. Keluarga diharapkan terlibat dengan memberikan informasi, advokasi supaya ibu hamil terus memeriksakan kehamilannya.
"Timbang berat badan ibu hamil. Kami mengharapkan keluarga mengerti kalau perempuan hamil membutuhkan gizi yang baik," katanya.
Kemenkes juga diakuinya terus melakukan kampanye slogan isi piringku. Ia menambahkan Kemenkes juga bisa intervensi dengan pemberian makanan tambahan untuk perempuan yang tengah hamil.