REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Saudi Aramco pastikan persiapan penawaran saham perdana ke publik (IPO) masih dalam jalur yang tepat. Meski belum ada kepastian dimana saham BUMN minyak terbesar milik kerajaan Arab Saudi itu akan dicatatkan.
"Persiapan terus dilakukan semaksimal mungkin menjelang 2018," kata CEO Aramco, Amin H. Nasser seperti dikutip Reuters, Ahad (12/11), dari sebuah wawancara di televisi Al-Arabiya.
Nasser memastikan pencatatan saham Aramco akan dilakukan di Bursa Saudi, Tadawul. Setelah studi menyeluruh yang mereka lakukan terhadap berbagai bursa internasional, keputusan untuk mencatatkan saham Aramco di bursa internasional akan ditentukan pada saat yang tepat.
Ini Target Joint Venture Pertamina dan Saudi Aramco
"Tentu pencatatan akan dilakukan di pasar Saudi. Sementara bursa lain, studinya sedang kami rampungkan. Opsinya antara New York, London, Tokyo, dan Hong Kong," ujar Nasser.
Ia mengatakan studi tentang hal itu memang perlu waktu dan mereka sedang terus mendiskusikannya.
Sebelumnya, Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman menyatakan IPO Aramco merupakan bagian program ambisius Saudi untuk mendiversifikasi ekonomi selain minyak. Prosesnya juga masih di jalur yang tepat menuju 2018. IPO lima persen kepemilikan Aramco senilai 100 miliar dolar AS akan jadi IPO terbesar dunia.
Menyusul penangkapan sejumlah tokoh dalam aksi yang dilakukan Komite Anti Korupsi akhir pekan lalu, petinggi Saudi memastikan hal itu tidak akan berdampak terhadap ekonomi dan semua kegiatan ekonomi tetap berjalan normal.
Otoritas Saudi sudah menanyai 208 orang dalam investigasi anti korupsi dan setidaknya 100 miliar dolar AS hilang akibat dugaan korupsi. Sebanyak 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan pejabat ditahan dalam aksi bersih-bersih Komite Anti Korupsi Saudi tersebut.