REPUBLIKA.CO.ID, Di antara sifat orang Yahudi adalah angkuh dan sombong. Kedua sifat hina ini menyebabkannya terperdaya dan suatu saat akan hancur karena pelbagai arus ambisi duniawi. Keangkuhan, keteperdayaan, dan kecenderungan untuk selalu menganiaya orang lain itulah yang membuat segolongan Ahli Kitab (Yahudi) menolak mendengarkan seruan akal sehatnya dan menyerah kalah terhadap bisikan setan. Allah SWT berfirman kepda Bani Israil:
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Alkitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulnya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putra Maryam dan Kami menguatkannya dengan Ruh al-Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa (yang lain) kamu bunuh.” (QS. Al-Baqarah:87)
Dikutip dari Ensiklopedia Alquran, dalam pergaulannya, mereka tidak mengenal kasih sayang dan keadilan, terutama terhadap pihak yang lebih lemah atau orang miskin. Itu terjadi karena dirinya tidak meyakini eksistensi Allah SWT yang pada gilirannya tidak mengimani hari Kiamat, kebangkitan setelah mati, dan hari perhitungan amal.
Para utusan Allah, meskipun menjadi manusia yang paling dicintai-Nya, merupakan sosok-sosok yang paling banyak menderita di dunia ini. Penderitaan yang paling berat yang dialami para utusan Allah umumnya adalah intimidasi yang dilakukan orang kafir dan musyrik.
Nabi Musa AS adalah sosok nabi yang paling banyak mendatangkan mukjizat menakjubkan dengan seizin Allah SWT. Bani Israil melihat semua mukjizat itu dengan kepalanya sendiri. Misalnya, Nabi Musa AS memukulkan tongkatnya ke permukaan laut. Sekonyong-konyong kemudian, terbentanglah jalan besar di hadapan mereka sehingga mereka selamat dari kejaran Firaun dan bala tentaranya.
Kemudian mereka sampai di pantai dengan selamat. Ketika Firaun beserta bala tentaranya hendak melewati jalan yang sama, Allah SWT mengembalikan laut itu seperti sediakala dan menenggelamkan Firaun dan bala tentaranya. Bani Israil pada saat itu menyaksikan mukjizat tersebut dengan mata kepalanya sendiri.
Setelah itu, Allah SWT menaungi mereka dengan awan mendung yang melindungi dari teriknya matahari gurun Sinai. Kemudian Allah SWT menurunkan makanan, Manna (sejenis madu yang menempel di dahan) dan Salwa (nama burung). Meskipun mereka menyaksikan semua mukjizat tersebut, mereka tetap ingkar kepada Allah SWT.
Bahkan ketika nabi mereka, Musa AS pergi ke tempat pertemuan yang dijanjikan Tuhannya untuk menerima wahyu di bukit Tursida, mereka menjadikan patung anak sapi emas sebagai sesembahan mereka. Karena itu, mukjizat apa pun tidak akan bermanfaat bagi orang yanng angkuh dan keras kepala.
Di masa kenabian Muhammad SAW, kaum Yahudi adalah sahabat orang kafir dan musyrik Quraisy. Ambisi utama mereka adalah menanamkan keraguan terhadap kebenaran kenabian Muhammad SAW. Namun, semua usaha mereka mengalami kegagalan. Allah SWT memberikan kemenangan kepada Rasul-nya dan kaum mukmin, sedangkan kaum Yahudi terusir dari Jazirah Arab dan dilarang memasukinya kembali.
Dalam keadaan demikian, setan menutup penglihatan mereka dengan kabut keterpedayaan dan kebodohan seraya menjadikan perbuatan buruk yang mereka lakukan tampak sedemikian indah.