REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus PSSI menggelar mediasi untuk mengakhiri perseteruan Madura United dan Bhayangkara FC. Pertemuan yang digelar di kantor PSSI, Senin (13/11) akhirnya mampu mendamaikan kedua tim tersebut.
Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono menyatakan, PSSI memanggil pengurus kedua klub agar tidak melanjutkan kekisruhan di luar. "Keduanya sudah sepakat untuk mengakhiri pertikaian ini," kata Joko.
Sebelumnya tersebar di media sosial bahwa Manajer Madura United Haruna Soemitro, mengungkap kekecewaannya dengan menyebut Bhayangkara FC banyak diuntungkan wasit saat bertanding melawan timnya pada laga pekan ke-33 lalu.
Dalam laga di Gelora Bangkalan, kandang Madura United, 8 November lalu, Bhayangkara menang 3-1 untuk memastikan gelar juara Liga 1. Dalam laga keras tersebut, tiga pemain tuan rumah dihukum kartu merah.
Pengusiran tiga pemain inilah yang kemudian berbuntut komentar negatif dari Haruna. Ia menilai Bhayangkara mendapat dukungan dari pengadil di lapangan dalam laga tersebut.
Dalam mediasi dengan PSSI tersebut, Haruna tidak saja memohon maaf atas komentar yang telah menyinggung The Guardian, namun juga telah mengakui Bhayangkara FC sebagai juara Liga 1 Indonesia tahun ini.
"Pada pertemuan ini mohon maaf jika ada pernyataan yang menyinggung, hal ini sebagai dinamika. Kompetisi kemarin tensinya tinggi. Marilah kita tatap kedepan, bersama untuk membenahi kompetisi. Kami juga sudah bisa menerima Bhayangkara juara tahun ini," ujar Haruna.
Manajer Bhayangkara FC, AKBP Sumardji, menyatakan sudah merima permintaan maaf dari Madura United. "Kami memaklumi kompetisi lalu, cukup ketat. Wajar jika ada dinamika seperti itu. Kami sudah memaafkan permintaan maaf Madura united.Terima kasih PSSI yang telah melakukan mediasi pertemuan ini".