REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kejadian napi yang kabur kembali lagi terjadi di Sumatra Barat. Kali ini, seorang tahanan di Lembaga Permasyarakatan (LP) Kelas IIA Muaro, Padang, Sumatra Barat kabur pada Ahad (12/11) kemarin sekitar pukul 11.45 WIB. Napi bernama Zalukhu (25 tahun) yang terjerat kasus pembunuhan tersebut kabur dengan cara melompat dari pintu samping pos 4.
Berdasarkan penjelasan pihak LP Muaro, tahanan tersebut merupakan warga binaan atas kasus pembunuhan di Kota Padang pada 2016 lalu. Kaburnya napi tersebut bermula saat ia mengambil jemuran baju di atas atap yang berada di teras lapas. Minimnya penjagaan membuat Zalukhu memanfaatkan kesempatan dengan melompat ke bawah, menuju pintu samping pos 4. Setelah itu, napi yang kabur menuju halaman depan dan melompat menuju pagar.
Hingga saat ini, belum ada kabar terbaru dari pihak lapas dan kepolisian bahwa napi yang kabur berhasil ditangkap kembali. Meski begitu, pengelola LP Muaro menegaskan untuk berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengejar napi yang kabur.
Kepala Lembaga Permasyarakatan Klas II A Padang, Sri Yuwono, menyebutkan bahwa pencarian terus dilakukan bersama dengan Polresta Padang. "Warga binaan itu kabur ketika mengambil jemuran, kemudian meloncat ke pintu samping dekat pos 4, setelah itu keluar melompati pagar dan kabur melarikan diri. Statusnya saat ini tahananan Pengadilan Tinggi," kata Sri Yuwono.
Sri mengungkapkan bahwa kaburnya napi baru diketahui setelah petugas melakukan pengecekan atas jumlah napi. "Kita masih lakukan pencarian, mudah-mudahan dalam waktu yang secepatnya warga binaan itu kembali ditangkap. Kaburnya napi itu diketahui dari tamping (tahanan pendamping). Kita masih memburunya," jelas Sri.
Sementara itu, Kapolresta Padang Kombes Pol Chairul Aziz menambahkan bahwa timnya sudah mengarahkan anggota intel dan reskrim untuk mengejar dan menangkap warga binaan yang 'terlepas'. "Anggota sudah kita sebar di lapangan untuk mencari orang itu, tapi belum berhasil ditemukan. Informasinya yang kabur itu terjerat kasus pembunuhan. Kita masih melacak keberadaan narapidana itu," kata.