REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Perubahan Untuk Rakyat (Gapura) menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Radio Republik Indonesia (RRI), Jakarta, Senin (13/11). Aksi tersebut menuntut Direktur Utama RRI, Rohanudin turun dari jabatannya, karena kepemimpinan dan kinerja Dirut saat ini mengalami penurunan.
Koordinator Lapangan Gapura, Zainal A mengatakan, penurunan kinerja Dirut RRI tersebut didapat dari hasil survey Nielson. "Kinerjanya juga ada urutan ke-42 di (survei) Nielson. Artinya RRI mengalami penurunan," kata Zainal, salah satu demonstran kepada Republika.co.id, Senin (13/11).
Ia juga mengatakan, analisa kepemimpinan Dirut RRI juga dapat dilihat dari penilaian yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara. "Kementerian PAN juga menilai bahwa RRI itu sebagai lembaga yang buruk dalam hal reformasi birokrasi," katanya.
Karena menurutnya, batas usia pensiun Rohanudin selaku Dirut, seharusnya pada usia 60 tahun. "Sama seperti pendahulunya bapak Sudiman Bonavarte dan Kabul Budiono, yang berhenti karena mereka sadar wakru mereka telah habis untuk memimpin," tambahnya.
Ia mengatakan, Dewan Pengawas LPP RRI sendiri tidak berfungsi. Alasannya karena hasil pengawasan yang dilakukannya tidak pernah dipublikasikan kepada publik.
"Ini ada apa dengan Dewan Pengawas dan Dirut sekarang?. Dirut seharusnya sudah turun, dan Dirut harus memahami persoalan tersebut," tambahnya.
Mewakili Gapura, Zainal menganggap bahwa Dewan Pengawas LPP RRI dalam hal ini tidak kompeten. Karena mengangkat direksi yang tidak kompeten, yang menyebabkan turunnya kredibilitas RRI sebagai radio yang ikut menyuarakan Kemerdekaan Republik Indonesia di mada lampau.
Untuk itu, ia dan Gapura menuntut agar Dirut RRI untuk turun dari jabatannya. "Hal tersebut kita lakukan karena kita cinta Sama RRI, biar RRI ini jadi lbih baik lagi kedepannya," tambahnya.
Ia juga menambahkan, jika dalam waktu dekat pihak RRI tidak menanggapi aksi yang telah dilakukan hari ini, maka massa yang tergabung dalam Gapura akan menggelar aksi yang lebih besar. "Tentu kami akan menggelar aksi yang lebih besar ladi dari sekarang." Namun, "Dalam waktu yang tentatif (waktu yang tidak pasti), melalui pengawasan yang lebih lanjut," tutupnya.