Senin 13 Nov 2017 22:07 WIB

Judo Ingin Raih Prestasi Tertinggi di Asian Games 2018

Cabang olahraga judo.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Cabang olahraga judo.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR — Ketua Umum Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Jendral TNI Mulyono menargetkan prestasi tertinggi ditorehkan atlet judo Indonesia pada Asian Games 2018.

Dalam arahannya saat meninjau pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Judo di Dojo Ciloto, Cipanas, Jawa Barat, Senin (13/11), ia menyampaikan, event besar yang dihadapai atlet Judo Indonesia adalah SEA Games XIX 2017 yang digelar di Malaysia serta Asian Games XVII 2018. "Pengalaman di SEA Games XXIX Malaysia, meskipun atlet Judo Indonesia meraih medali terbanyak, namun prestasi yang lebih tinggi tetap menjadi target yang harus dicapai pada Asian Games 2018," katanya.

Dia berharap, perencanaan dan persiapkan metode latihan yang lebih baik untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari hasil yang telah dicapai selama ini."Ini merupakan pertama kalinya saya datang kesini, agar saya tahu bahwa kita punya padepokan," katanya.

Sebagai Ketua Umum Judo, dia mengatakan harus memberikan motivasi terhadap atlet yang berlatih di padepokan tersebut. Dengan demikian, mereka tahu ketua umum memikirkan apa saja yang menjadi kebutuhan untuk latihan dan fokus hanya berlatih.

Pada kesempatan itu, Mulyono sempat berkeliling padepokan untuk melihat berbagai sarana latihan berupa wisma atlet yang membutuhkan perbaikan dan renovasi. Usai memberikan pengarahan kasad memberikan tali asih sebagai bentuk penghargaan pada atlet dan pelatih yang menorehkan prestasi pada ajang SEA Games 2017 di Malaysia.

"Belatih dan berlatih dengan tekun, jangan memikirkan yang lain-lain, semua tanggung jawab saya sebagai Ketua Umum PJSI, saya akan penuhi semua fasilitas untuk menunjang prestasi atlet di tingkat dunia, " katanya.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement