Rabu 15 Nov 2017 01:37 WIB

Din: Indonesia-Malaysia Berhasil Kembangkan Islam Moderat

Din Syamsuddin
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin saat bertatap muka dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Zahid Hamidi menyampaikan Indonesia dan Malaysia berhasil dalam mengembangkan Islam moderat.

Keberhasilan Indonesia dan Malaysia mengembangkan Islam wasathiyah (modern, moderat serta berkemajuan) membawa dampak sistemik terhadap kebangkitan dan kemajuan dunia Islam. "Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa jumlah umat Islam di kedua negara sangat besar dan infrastruktur kebudayaan Islam cukup tersedia, termasuk adanya tradisi intelektual yang cukup tinggi," kata Din dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (14/11).

Din dan Dato Seri Zahid saat ini sedang berada di Hong Kong untuk hadir dalam "The 9th World Chinese Summit". Pertemuan tingkat tinggi itu merupakan forum yang mempertemukan diaspora Tionghoa dari seluruh dunia dengan sebagian besar hadirin berlatar belakang sebagai pengusaha.

Dua tokoh dari Indonesia dan Malaysia itu bertatap muka selama 30 menit untuk membahas mengenai berbagai persoalan termasuk soal dunia Islam terkini. Din dan Dato Seri Zahid juga membicarakan upaya mengembangkan kerukunan di antara dua bangsa serumpun berbasis Islam wasathiyah.

Din yang juga ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia turut mengundang Wakil PM Malaysia untuk dapat menyampaikan Pidato Peradaban di Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) di waktu yang ditentukan.

CDCC sendiri merupakan sebuah organisasi berbasis di Indonesia yang fokus mengedepankan dialog lintas sektor untuk kerja sama menuju perdamaian dengan Din sebagai pengasuhnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement