REPUBLIKA.CO.ID, ATAREB – Jumlah korban tewas dalam serangan udara terhadap sebuah pasar di kota Atareb, Suriah, yang dikuasai pemberontak meningkat menjadi 61 orang pada Selasa (14/11). Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, mayoritas dari korban tewas adalah warga sipil.
Kepala observatorium Rami Abdul Rahman mengatakan sejumlah orang meninggal dunia karena terluka saat serangan berlangsung pada Senin (13/11) waktu setempat. Sehingga sampai hari ini korban bertambah menjadi 61 orang. Lima di antaranya adalah anak-anak. Sementara tiga anggota polisi setempat juga ikut menjadi korban serangan udara tersebut.
Lembaga monitor yang berbasis di Inggris tersebut mengatakan tidak jelas apakah serangan udara itu dilakukan oleh pesawat tempur rezim Suriah atau sekutunya, Rusia. Pihaknya memperkirakan jumlah korban akan terus meningkat karena lebih banyak korban yang dievakuasi dari bawah reruntuhan karena tertimbun puing-puing bangunan.
Menurut saksi mata, seorang fotografer AFP yang berada di lokasi saat serangan berlangsung, puing-puing bangunan yang hancur menutup jalan dan warga sipil yang panik membawa orang-orang yang terluka.
Atareb berada di sebelah barat provinsi Aleppo. Daerah tersebut termasuk bagian dari zona de-eskalasi yang disepakati dalam kesepakatan yang dicapai awal tahun ini antara sekutu Suriah, Rusia dan Iran, dan pendukung pemberontak, Turki. Zona ini sebagian besar mencakup provinsi Idlib dan sekitarnya. Meskipun rezim Suriah telah merebut kota Aleppo pada akhir tahun lalu, kelompok pemberontak masih bertahan di bagian barat provinsi tersebut.