REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Serangan udara oleh koalisi militer pimpinan Arab Saudi membuat bandara di ibukota yang dikuasai Houthi, Sanaa, lumpuh. Bandara tersebut tidak bisa beroperasi pada hari Selasa, (14/11).
Ini membahayakan pengiriman bantuan ke Yaman yang berada di ambang batas bencana kelaparan seperti dilaporkan kantor berita SABA. Koalisi pimpinan Saudi yang memerangi gerakan Houthi Yaman mengatakan, pihaknya telah menutup semua wilayah udara, darat dan pelabuhan di Yaman untuk membendung aliran senjata ke Houthi dari Iran.
Koalisi Saudi akan Buka Kembali Pelabuhan Yaman
Serangan udara Saudi menghancurkan stasiun navigasi radio untuk pesawat terbang. Lalu lintas udara di bandara Sanaa saat ini terbatas pada penerbangan yang membawa bantuan kemanusiaan yang dikirim oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya.
Penguasa Houthi menguasai sebagian besar wilayah utara, termasuk Sanaa dan bandara internasionalnya. Sementara koalisi pimpinan Saudi mendominasi wilayah udara. Pembukaan kembali wilayah udara akan membutuhkan kesepakatan antara kedua belah pihak, yang saling menyalahkan atas terjadinya bencana kemanusiaan di Yaman.
Petugas bantuan PBB di Yaman meminta koalisi pimpinan Saudi pada hari Selasa untuk membuka semua pelabuhan laut Yaman segera. Ia mengatakan, aksi ini berisiko menghancurkan perang melawan kolera dan bencana kelaparan dengan kondisi tujuh juta orang telah berada dalam kondisi kelaparan.
Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman, Jamie McGoldrick mengatakan, jutaan jiwa beresiko mengalami bencana kelaparan akibat blokade tersebut. Hingga saat ini koalisi pimpinan Saudi tidak bersedia untuk dimintai komentar.