Rabu 15 Nov 2017 08:21 WIB

Wow! Satu Persen Orang Terkaya Kuasai Setengah Kekayaan Dunia

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Orang kaya raya (ilustrasi)
Foto: spdi.eu
Orang kaya raya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Satu persen orang terkaya di dunia menguasai lebih dari setengah kekayaan dunia. AS masih jadi yang terdepat dalam jumlah orang-orang terkaya di dunia.

Berdasarkan laporan Credit Suisse, total kekayaan di dunia naik enam persen selama 12 bulan terakhir mencapai 280 triliun dolar AS. Pertumbuhan itu adalah yang tercepat sejak 2012.

Di AS, total kekayaan naik menjadi 16,7 triliun dolar AS. Lebih dari separuh dari total kekayaan itu atau 8,5 triliun dolar AS dimiliki orang-orang terkaya yang berarti membuat mereka semakin kaya.

Peningkatan kekayaan di dunia sendiri sangat terkonsentrasi di level atas. Satu persen orang-orang terkaya dunia menguasai 50,1 persen kekayaan dunia atau naik 45,5 persen sejak 2001.

Kepala Manajemen Kekayaan Internasional Credit Suisse, Michael O'Sullivan, mengatakan, sejauh ini kepemimpinan Donald Trump membuat bisnis tumbuh dan lapangan pekerjaan terbuka luas. Hal itu didukung langkah tepat The Federal Reserve. ''Meskipun, ketimpangan masih jadi isu utama,'' kata O'Sullivan seperti dikutip CNBC, Selasa (14/11).

Ke depan, valuasi pasar yang tinggi dan harga properti masih akan jadi penahan pertumbuhan.

Para miliarder juga diprediksi masih akan menggenjot bisnis mereka. Saat ini, ada 36 juta miliarder di dunia dan jumlah mereka diprediksi akan bertambah menjadi 44 juta pada 2022.

AS masih akan ada di puncak sebagai negara dengan miliarder terbanyak yakni 15,3 juta orang. Jepang berada di posisi ke dua dengan populasi miliarder sebanyak 2,7 juta orang, Inggris 2,2 juta orang miliarder.

Sementara Cina berada di posisi ke lima dengan jumlah miliarder mencapai 1,9 juta orang. Jumlah populasi orang kaya di Cina diprediksi akan melampaui 2,8 juta prang pada 2022 mendatang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement