REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Nusantara Foundation dan Imam Besar Masjid New York, Imam Shamsi Ali berpandangan, retorika politik Donald Trump cukup anti-Islam, anti-imigran dan anti-minoritas. Hal tersebut cukup berimbas kepada ketenangan hidup masyarakat Muslim dan minoritas lainnya.
Imam Shamsi mengatakan, Islamophobia di AS juga meningkat karena retorika politik Trump yang sangat anti-Islam. Bahkan berusaha untuk melarang orang-orang Islam datang ke AS.
"Masyarakat Yahudi merupakan masyarakat minoritas yang paling ketakutan sekarang, karena mereka tahu sejarah bahwa yang membantai masyarakat Yahudi di Eropa adalah apa yang disebut white supremacy," kata Imam Shamsi saat ditemui Republika di Jakarta, Selasa (14/11).
Ia menerangkan, white supremacy adalah orang-orang kulit putih yang merasa lebih hebat. Mereka adalah kelompok ras putih yang benci kepada kelompok lain. Mereka membantai pada peristiwa holocaust. Menurutnya, sekarang yang disebut white supremacy di AS sedang meningkat. Trump merupakan representasi dari orang-orang putih yang merasa ketakutan semakin termarginalkan dengan berkembangnya kelompok non-putih.
Tapi Imam Shamsi mengaku selalu optimis. Ia meyakini, pada akhirnya perkembangan Islam tidak bisa ditahan lagi. Sebab masyarakat Amerika sudah semakin tahu agama Islam. Ia menilai, pemberitaan tentang Islam oleh media massa, baik secara negatif maupun positif. Pada akhirnya akan menjadikan orang Amerika sadar.
"Islam yang sesungguhnya bukan seperti yang disampaikan selama ini," ujarnya.