REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Petani Kabupaten Karawang, sampai saat ini belum menerima kartu tani. Padahal, kartu tersebut seharusnya sudah mulai didistribusikan Oktober lalu. Akan tetapi, sampai saat ini petani belum melihat secara riil fisik kartu tersebut.
Wakil Ketua KTNA Kabupaten Karawang, Ijam Sudjana, mengatakan, sampai saat ini belum ada penyerahan kartu bagi petani. Namun, awal pekan kemarin sudah ada sosialisasi dan pengarahan kepada distributor dari produsen pupuk. Akan tetapi, sosialisasi ke petani hingga kini masih belum ada. "Harusnya, berdasarkan informasi dari dinas, petani merima kartu itu mulai Oktober," ujar Ijam, kepada Republika.co.id, Selasa (14/11).
Karena belum ada sosialisasi, lanjutnya, para petani masih kebingungan bagaimana cara menggunakan kartu tersebut. Dengan kata lain, petani belum paham apa manfaat dari kartu tersebut.
Menurutnya, bila memang program pemerintah ini positif, maka secepatnya disosialiasikan ke petani. Apalagi, Karawang merupakan daerah lumbung padi terbesar kedua di Jabar. Tentunya, jumlah petaninya juga sangat banyak. "Jangankan petani yang awam, kami saja di pengurus KTNA masih belum tahu tata cara dan mekanisme pemakaian kartu itu," ujarnya.
Karena itu, pihaknya meminta supaya instansi terkait segera turun ke lapangan. Memberikan sosialiasi terhadap petani. Supaya, petani bisa merasakan manfaat kartu tersebut. Jangan sampai, di lapangan salah informasi. Sehingga, akan menimbulkan masalah dikemudian hari.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, M Hanafi Chaniago, mengatakan, sampai saat ini kartu tani untuk wilayah Karawang masih belum dicetak. Namun, instansinya telah menyerahkan data petani ke pihak Bank Mandiri.
Ada 60 ribu petani yang terdata, untuk mendapatkan kartu tersebut. "Datanya sudah kita serahkan ke Bank Mandiri. Namun, sampai sekarang untuk Karawang belum dicetak," ujarnya.
Menurut Hanafi, ada beberapa keuntungan dengan menggunakan kartu tersebut. Seperti, pupuk bersubsidi akan tepat sasaran, tepat waktu dan tepat dosisnya. Kemudian, penerima pupuk bersubsidi ini akan tercatat dalam data base. Serta monitoring dan evaluasinya akan lebih mudah lagi.