REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Arab Saudi menemui sejumlah ormas-ormas Islam Indonesia pada Rabu (15/11). Pertemuan yang digelar di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jakarta ini dihadiri oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi.
Pertemuan ini diadakan selain untuk mempererat hubungan antara Arab Saudi dan Indonesia terutama ormas-ormas Islamnya, juga untuk menjelaskan beberapa perkembangan terkini di Arab Saudi dan Timur Tengah secara umum.
Saat ini pemerintah Saudi sedang melakukan reformasi di berbagai bidang, salah satunya pembentukan Komisi Antikorupsi, semacam Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia. Beberapa pejabat yang ditangkap belum lama ini juga terkait dengan kasus korupsi yang ditangani oleh lembaga itu.
Sebanyak 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan menteri ditangkap oleh otoritas Arab Saudi dalam sebuah penyelidikan kasus oleh komisi yang dikepalai Putra Mahkota Muhammad bin Salman.
Di antara yang ditangkap adalah Pangeran Al-Walid bin Talal, seorang pengusaha dan investor saham yang terkenal sebagai satu dari miliarder terkaya di dunia. Penangkapan memicu spekulasi adanya ketegangan di internal Saudi.
Selain persoalan internal, Saudi juga mendapat ancaman menyusul serangan milisi Houthi berupa rudal balistik yang ditujukan ke Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh. Serangan yang terjadi pada awal bulan ditengarai merupakan aksi balas dendam Houthi atas apa yang dilakukan Saudi di Yaman.
Pemerintah Saudi mengecam keras dan memperingatkan negara-negara yang menjadi penyokong milisi Houthi agar tidak menambah instabilitas di kawasan Timur-Tengah yang akan memakan korban jiwa dan harta.
Pertemuan ini dihadiri berbagai ormas dan Iembaga dakwah, antara lain Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Majelis Ormas Islam (MOI) yang merupakan wadah perhimpunan ormas-ormas Islam yang terdiri dari Al-Ittihadiyah, Persatuan Umat Islam/PUD, Persatuan Islam (PERSIS), Mathla’ul Anwar, Wahdah Islamiyah, Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII), lkatan Da’i Indonesia (lKADl), Persatuan Tarbiyah Islam (PERTI), dan Sarekat Islam (SI).
Hadir pula perwakilan dari Ikatan Ulama dan Da'i ASEAN, Majelis Intelektual dan Ulama Mada Indonesia (MIUMI) serta perwakilan berbagai ormas Islam yang Iain.