REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan meminta agar Ananda Sukarlan dan Kanisius meminta maaf atas kasus walk-out (WO) terhadap Anies Baswedan. Jika tidak minta maaf, dikhawatirkan akan memunculkan kegaduhan baru yang meluas.
"Sebaiknya Ananda dan Kanisius mengklarifikasi dan meminta maaf secara terbuka. Masalah ini jangan didiamkan saja," kata Taufik, Rabu (15/11).
Taufik mengingatkan bahwa tindakan Ananda sudah masuk kategori pelecehan, karena Anies datang dan berpidato di HUT Kanisius karena undangan panitia. Sehingga tidak pantas ada tindakan WO karena masih kecewa dengan persoalan Pilkada Jakarta yang sudah berlalu.
"Kenapa Pilkada-nya masih dipermasalahkan?. Pak Anies sudah disahkan dan dilantik Presiden Jokowi," ungkapnya.
Tindakan Ananda dan mereka yang melakukan WO merupakan bentuk provokasi, yang merusak harmonisasi masyarakat, yang mulai terbangun lagi pasca-Pilkada Jakarta. Akibatnya sekarang muncul lagi perpecahan dan kegaduhan-kegaduhan baru.
"Ini ibaratnya seperti membangunkan lagi macan yang tidur," kata Taufik.
Taufik mengingatkan kejadian ini harus segera diselesaikan secepatnya. Jika tidak maka akan banyak kegaduhan yang merugikan masyarakat. "Sekarang sudah muncul seruan boikot sebuah perusahaan di media sosial. Nanti bisa berkembang kemana-mana," tutur politikus PAN, yang dilirik partainya untuk diusung di Pilkada Jawa Tengah tersebut.
Umat Islam itu, kata Taufik, tidak hanya di Jakarta saja. Mayoritas umat Islam di berbagai daerah bisa melakukan hal yang sama, jika mereka tersinggung dengan apa yang dilakukan alumni Kanisius terhadap Anies Baswedan. "Ini bisa terjadi pada saudara-saudara minoritas kita di berbagai daerah, yang tidak terkait sama sekali dengan aksi WO mereka," papar Taufik.