REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi), Hendri Satrio melihat bakal calon gubernur dari Koalisi Nasdem-PPP-PKB-Golkar, Ridwan Kamil, tersandera Partai Golkar. Padahal Ridwan Kamil tidak butuh kursi Golkar untuk memenuhi syarat dukungan maju Pilkada Jabar.
"Emil (panggilan Ridwan Kamil) sudah mengantongi dukungan cukup dari Nasdem, PPP dan PKB," Kata Handri, Rabu (15/11).
Emil mengatakan, bergabungnya Golkar di gerbong Emil justru mengakibatkan Emil juga menanggung beban citra Golkar yang sedang merosot. Ini terkait dengan kadernya yang terlalu banyak berurusan dengan KPK.
"Belum lagi polemik e-KTP yang menerpa Ketua Umum DPP Partai Golkar Setya Novanto. Menurut saya Emil harus tampil elegan dengan membebaskan diri dari citra Golkar yang grafiknya sedang menurun," papar Hendri.
Masuknya Golkar juga memunculkan polemik di internal koalisi. Hal ini karena, Partai Golkar ikut mengajukan nama untuk dipasangkan dengan Emil, yaitu Daniel Muttaqien. Padahal PKB maupun PPP, yang lebih dulu masuk ke koalisi, juga mengusulkan nama untuk dipasangkan dengan Emil.
Sikap PPP bahkan sangat keras dalam masalah ini. Secara tegas mereka menolak Daniel karena elektabilitasnya dianggap tidak akan mampu membantu memenangkan Emil di Pilkada Jabar.