Rabu 15 Nov 2017 18:06 WIB

Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung Dikebut, Ini Alasannya

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nur Aini
Kendaraan melintasi lokasi pembangunan jalan tol Manado-Bitung di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (2/3).
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Kendaraan melintasi lokasi pembangunan jalan tol Manado-Bitung di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID,MANADO -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pupera) Basuki Hadimuljono meminta kontraktor pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 39 kilometer (km) menambah peralatan dan tenaga kerja. Apalagi, konstruksi ruas tol ini juga dapat selesai lebih cepat karena kondisi tanahnya tidak membutuhkan penanganan khusus seperti beberapa ruas tol di Trans Sumatera dan Trans Jawa.

Sejauh ini, secara keseluruhan progres pembebasan lahan telah mencapai 75,86 persen. "Maksimalkan pekerjaan pada lahan yang sudah bebas," ujarnya melalui siaran resmi yang diterima, Rabu (15/11).

Tol Manado-Bitung merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk meningkatkan konektivitas sehingga dapat menurunkan biaya logistik.

Menurutnya, kehadiran Tol Manado-Bitung yang menghubungkan Kota Manado dengan Pelabuhan Internasional Bitung sudah sangat ditunggu masyarakat. Sebab, kerap terjadi kemacetan dan rawan kecelakaan lalu lintas di jalan arteri nasional. Kemacetan mengakibatkan waktu tempuh meningkat tajam terutama pada jam sibuk.

Basuki menambahkan, beberapa tahun sebelumnya, butuh 45 menit untuk menempuh perjalanan Manado-Bitung dan sebaliknya, namun saat ini membutuhkan waktu sekitar 1-2 jam. "Kehadiran Tol Manado-Bitung meningkatkan kelancaran akses Pelabuhan Internasional Bitung sebagai salah satu pintu ekspor impor bagi kawasan Indonesia bagian timur," ujar dia.

Tol yang ditargetkanberoperasi pada 2019 ini akan mempersingkat lalu lintas barang dan jasa yang sebelumnya harus melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. "Ini juga akan mendukung perkembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung," kata Basuki.

Tol Manado-Bitung dibangun dengan skema kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Dari 39 km, Seksi I sepanjang 14 km Manado-Sukur-Airmadidi dikerjakan melalui APBN dan pinjaman Pemerintah China dan Seksi II sepanjang 25 km Airmadidi-Bitung yang hak konsesinya dimiliki oleh badan usaha jalan tol (BUJT) PT Jasa Marga Manado Bitung dengan biaya investasi mencapai Rp 5,12 triliun.

Pembangunan Seksi I dibagi menjadi dua segmen. Segmen I Maumbi-Suwan sepanjang 7 km konstruksinya dimulai sejak Oktober 2016 oleh Sino Road and Bridge Group dengan nilai kontak Rp 1,24 triliun. Progres konstruksi hingga pertengahan November ini sebesar 13,47 persen atau tertinggal dari target semula 24,83 persen.

Sementara untuk pendanaan Segmen II Sukur-Tumaluntung sepanjang 7 km konstruksinya dibagi menjadi lima bagian oleh lima kontraktor berbeda yakni PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama, PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya, Hutama-Waskita KSO dan Nindya-BK, KSO dengan progres konstruksi sebesar 35,01 persen.

Untuk konstruksi Seksi II dikerjakan PT JMB yang sahamnya dipegang oleh PT Jasamarga, PT Wijaya Karya dan PT Pembangunan Perumahan terbagi menjadi dua segmen. Segmen II A sepanjang 11,5 km ruas Airmadidi-Danowudu saat ini progres fisiknya sebesar 29,02 persen dan seksi II B ruas Danowudu-Bitung (13,5 km) saat ini progresnya baru 0,7 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement