Rabu 15 Nov 2017 21:45 WIB

In Picture: Rehabilitasi Mental Al Fajar Berseri (1)

.

Rep: Wihdan Hidayat/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Panti rehabilitasi gangguan mental Al Fajar Bahari, Tambun, Bekasi. (FOTO : Wihdan Hidayat/Republika)

Penghuni panti rehabilitasi gangguan mental Al Fajar Bahari, Tambun, Bekasi. (FOTO : Wihdan Hidayat/Republika)

Penghuni panti rehabilitasi gangguan mental Al Fajar Bahari, Tambun, Bekasi. (FOTO : Wihdan Hidayat/Republika)

Panti rehabilitasi gangguan mental tengah dirawat kesehatan kukunya. (FOTO : Wihdan Hidayat/Republika)

Secara berkala penghuni panti dimandikan. (FOTO : Wihdan Hidayat/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyikapi sesamanya yang mengalami gangguan mental. Mulai dari sekedar menghindarinya, membawa ke rumah sakit jiwa, hingga paling ekstrem memenjarakannya. Sangat sedikit orang uang mendedikasikan dirinya untuk merawat mereka yang mengalami gangguan jiwa.  

 

Marsan adalah salah satunya. Sejak 1992 mantan penarik delman ini tergerak untuk menampung mereka yang mengalami gangguan jiwa dan merawatnya. Berawal dari inisiatif pribadi, fasilitas penampungan pasien gangguan mentalnya kini menjadi Panti Rehabilitasi Disabilitas Mental Al Fajar Berseri di Tambun, Bekasi, Jawa Barat.

 

Di tempat ini sekitar 300 pengidap gangguan mental menjalani perawatan dan terapi untuk sembuh dari gangguan mentalnya. “Mereka dari bermacam-macam latar belakang. Ada yang diambil dari jalanan dan ada yang dijemput dari rumah permintaan keluarga,” tutur Marsan.

sumber : Republika Foto
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement