REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Setya Novanto, dikabarkan tidak ada di rumahnya di Jalan Wijaya XIII, Jakarta Selatan saat disambangi penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (15/11) malam. Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Dewan Pakar DPP Partai Golkar, Mahyudin.
"Tidak ada rumah. Cuma ada istri dan para pembantunya. Di dalam juga ada pengacaranya," ujar politikus yang menjabat Wakil Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) itu, Rabu (15/11) malam.
Saat ditanya mengenai penjemputan paksa Novanto, Mahyudin enggan menjawabnya. Kata Mahyudin, kedatangannya ke rumah Novanto hanya sekadar solidaritas saja. Dia juga menampik ikut diperiksa oleh lembaga antirasuah tersebut.
"Tidaklah. KPK juga profesional. Mana yang harus diperiksa dan yang tidak. Saya pulang karena ini sudah malam. Istri juga sudah menelpon," tuturnya.
Selain Mahyudin, politisi Golkar Aziz Syamsuddin juga mendatangi kediaman Novanto. Namun, Aziz tidak diperbolehkan masuk oleh aparat kepolisian yang berjaga di depan gerbang rumah Novanto.
Sebelumnya juga seorang wanita bernama Lia Rungkat yang mengaku kader Partai Golkar juga tidak diperkenankan masuk. Hingga Rabu malam sekitar pukul 23.50 WIB, sejumlah penyidik KPK masih berada di kediaman Novanto. Bahkan rumah Novanto dijaga ketat oleh puluhan personel satuan Brimob.
Baca juga: Setnov Dikabarkan Mau Dijemput Paksa, Brimob Jaga Gedung KPK