Kamis 16 Nov 2017 14:58 WIB

Milad ke-105 Muhammadiyah di Yogyakarta Berkonsep Kebudayaan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nasir
Foto: ROL/Wisnu Aji Prasetiyo
Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan milad Muhammadiyah ke 105 akan digelar dengan sajian konsep kebudayaan. Digelar di Kraton Yogyakarta, resepsi milad akan dilaksanakan pada 17 November 2017 malam.

"Milad kali ini bisa dibilang konsepnya kebudayaan, sebelumya milad dilaksanakan di kampus-kampus atau amal-amal usaha Muhammadiyah," kata Haedar saat menghadiri konferensi pers di kantor PP Muhammadiyah, Kamis (16/11).

Ia menerangkan, keputusan untuk menggelar milad di Kraton Yogyakarta diwarnai pertimbangan karena Muhammadiyah sendiri lahir di Yogyakarta. Karenanya, konsep yang diangkat kebudayaan, mengingat pentingnya kebudayaan bagi Muhammadiyah.

Apalagi, kata Haedar, Sri Sultan Hamengku Buwono X menekankan, Muhammadiyah merupakan salah satu pilar penting masyarakat Yogyakarta. Hal tersebut semakin memanguatkan gagasan pelaksanaan Milad Muhammadiyah di Kraton Yogyakarta.

"Kita ingin merekatkan dengan nuansa Yogyakarta sebagai pusat budaya, pusat pendidikan, dan tempat lahir dari Muhammadiyah, nuansa budaya itu penting bagi umat beragama, bagi gerakan Islam maupun dalam berbangsa dan bernegara," ujar Haedar.

Milad Muhammadiyah di Pagelaran Kraton Yogyakarta sendiri akan berlangsung pada 17 November 2017 malam. Dibuka sajian Wayang Wong-Ramayana dari SD Muhammadiyah 1 Ketelan dari Surakarta, akan ada paduan suara Universitas Prof Hamka Jakarta.

Tari Bhineka Berkemajuan akan jadi tarian selamat datang yang menyambut para tamu undangan. Sambutan penyelenggara akan dibacakan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.

Selanjutnya, tiga tokoh dari berbagai latar belakang yang diberikan penghargaan. Mereka adalah Sri Sultan Hamengku Buwono X mewakili Kraton Yogyakarta, peneliti asal Jepang Mitsuo Nakamura dan seorang warga bernama H. Roemani.

Kemudian, Gubernur DIY sekaligus tuan rumah Sri Sultan Hamengku Buwono X, akan memberikan sambutannya. Puncaknya, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, akan memberikan pidato Milad ke-105 Muhammadiyah.

Terakhir, akan ada alunan lagu-lagu indah yang dibalut dalam sajian orkestra yang dapat dinikmati hadirin. Sajian itu sekaligus menjadi penutup resepsi Milad ke-105 Muhammadiyah Merekat Kebersamaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement