REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Bank Sentral Rusia akan menurunkan tingkat suku bunga utama atau acuannya selangkah demi selangkah menjadi 6,0 hingga 7,0 persen selama satu atau dua tahun ke depan, gubernur bank sentral Elvira Nabiullina mengatakan pada Kamis (16/11).
"Kami akan menurunkan tingkat suku bunga secara bertahap karena ada faktor-faktor pro-inflasi dan ada faktor ekspektasi inflasi yang tinggi. Kami berharap dapat mencapai tingkat keseimbangan suku bunga acuan sebesar 6,0-7,0 persen per tahun dalam satu atau dua tahun," Nabiullina mengatakan di majelis rendah Rusia, seperti dikutip oleh kantor berita Sputnik.
Bulan lalu, bank sentral menurunkan suku bunga utamanya untuk kelima kalinya tahun ini sebesar 25 basis poin menjadi 8,25 persen, karena tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi mendekati target. "Inflasi tahunan Rusia saat ini mencapai 2,6 persen dan kemungkinan akan bertahan di 2,5-2,7 persen pada akhir tahun ini," kata Nabiullina.
"Angka itu diharapkan secara bertahap kembali ke level target 4,0 persen pada tahun depan," uajrnya menambahkan.
Gubernur mengatakan bank sentral juga akan mempertimbangkan untuk melanjutkan pembelian valuta asing saat inflasi stabil, mencatat bahwa jumlah cadangan ditargetkan mencapai 500 miliar dolar AS dari sekitar 425 miliar dolar AS pada saat ini.
Menurut bank sentral, tingkat pertumbuhan ekonomi Rusia 'mendekati potensial' dan diperkirakan akan mencapai 1,8 persen pada 2017.
Pada Senin (13/11), badan statistik resmi Rusia, Rosstat, mengatakan bahwa produk domestik bruto (PDB) negara itu tumbuh 1,8 persen pada kuartal ketiga tahun ini.