REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- RSUPN Cipto Mangunkusumo (RSCM) meluncurkan Program JAK-ROP: Program Mobile Retinopati Prematuritas Jakarta hari Jumat (17/11) di RSCM Kirana. Program tersebut merupakan hasil kerjasama antara RSCM dengan Helen Keller International (HKI) dan Standard Chartered Bank.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh Direktur Utama (Dirut) RSCM C. Heriawan Soejono, Pakar Kesehatan Mata Anak Rita Sita Sitorus, Pakar Bayi Prematur Rinawati Rohsiswatmo, dan Country Head of Corporate Affair dari Standard Chartered Bank Dody Rochadi.
"Program ini dibentuk sebagai pencegahan terhadap kondisi berat hingga kebutaan yang bisa terjadi pada anak-anak. Khususnya disini anak-anak yang lahir secara prematur," ucap Dirut RSCM, C. Heriawan Seojono, di Auditorium RSCM Kirana, Jakarta, Jumat (17/11).
Dirut RSCM tersebut kemudian menjelaskan bahwa dari total 4,5 juta anak yang lahir 30 persennya lahir secara prematur. Dan bayi yang lahir prematur memiliki kecenderungan mengalami kebutaan.
Dirinya mengajak semua orang yang hadir untuk membayangkan dalam 20 tahun kedepan apa yang terjadi jika penerus bangsa yang lahir prematur tersebut dibiarkan buta hingga usia dewasa. Sementara bayi-bayi tersebut akan menjadi penerus bangsa dan menggantikan orang dewasa saat ini.
"Kecerdasan adalah modal utama dan diperoleh diusia dini. Untuk itu penting dilakukan deteksi dini dan pencegahan," ujar Heriawan.
Dody Rohadi dari pihak Standard Chartered sendiri menampaikan ucapan selamat kepada RSCM atas berjalannya program tersebut. Dirinya berharap dengan adanya kerjasama dalam program ini angka kebutaan bagi bayi prematur bisa dikurangi atau bahkan dihapuskan.
"Sebanyak 80 persen kasus kebutaan pada anak-anak itu sebenarnya bisa diselamatkan. Hanya saja banyak orang tua yang tidak tahu tentang itu. Saya berharap program ini bisa berjalan lancar dan melampaui harapan kita semua," ujar Dody.
Heriawan diakhir mengungkapkan harapannya agar semua warga di wilayah DKI Jakarta bisa dijangkau dengan program yang ada. Jikalau hasil di Jakarta bagus dan berhasil diharapkan program ini bisa diimplementasikan ke daerah lain yang juga membutuhkan.
"Mari kita pertahankan Indonesia gemilang. Semoga kita bisa terhindar daei kebutaan yang tidak perlu. Yang bisa diselamatkan," ucap Heriawan.