REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Aksi kriminalitas bermotif penjambretan kian marak di berbagai wilayah Kota Bandar Lampung belakangan ini. Polresta Bandar Lampung mengaktifkan kembali patroli secara intensif dan rutin di tempat-tempat rawan tindak kriminalitas, untuk memberikan rasa aman dan nyaman warga.
Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Harto Agung Cahyo mengatakan, petugas sudah memetakan daerah-daerah yang dinilai rawan tindak kriminalitas seperti penjambretan.
"Jajaran polresta sudah memetakan titik-titik rawan jambret," kata Harto Agung, Jumat (17/11).
Dari hasil pemetaan petugas, titik-titik rawan penjambretan yakni; di sepanjang Jalan Gatot Subroto, Garuntang, Jalan Salim Batubara Kupang Teba, Jalan Imam Bonjol, Jalan Diponogoro, Jalan Teuku Cik Diktiro, Jalan Pramuka, dan Jalan Pangeran Antasari, dan beberapa ruas Jalan Soekarno-Hatta (By Pass).
Daerah rawan tersebut kini sudah dikoordinasikan dengan kapolsek setempat dan dilaporkan ke kapolresta. Titik-titik rawan penjambretan tersebut, memang rentangnya sangat panjang sehingga memudahkan pelaku untuk kabur setelah beraksi.
Tim Khusus Antibandit (Tekab) 308 bersama jajaran polsekta setempat, menggelar patroli rutin dan intensif di daerah yang sudah dipetakan tersebut. Tim bekerja pada pagi, siang, dan malam hingga dini hari. Dalam patrolinya, tim mengintai dan mencurigai orang yang tidak jelas dan mencurigakan untuk diintrogasi.
Kepada masyarakat, Harto Agung berharap untuk wasdapa di titik-titik rawan yang sudah menjadi target aksi penjambretan.
"Bagi wanita untuk tidak berkendaran pada malam hari melewati daerah tersebut dan tidak menggunakan telepon genggam.Bagi yang membawa kendaraan untuk menghindari jalan-jalan sepi, dan bila mencurigakan untuk mempercepat laju kendaraan," kata dia.
Sebelumnya, tersangka pelaku jambret diamankan jajaran Polsek Tanjungkarang Barat, bersama Polresta Bandar Lampung, yang beraksi di Kemiling, Rabu (15/11) lalu. Pelaku berusia 19 tahun warga Gedongtataan Kabupaten Pesawaran tersebut, diketahui sudah beraksi 20 kali. Pelaku merampas telepon seluler dan laptop lalu dijual lewat media sosial.