Sabtu 18 Nov 2017 00:17 WIB

Indonesia Harus Miliki 113 Juta Tenaga Kerja Terampil

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif memberi sambutan usai menyaksikan penandatanganan kerja sama program magang Provinsi Bengkulu dengan International Manpower Development Organization Japan (IM Jepang) di Kota Bengkulu, Jumat (17/11).
Foto: Republika/Fuji Pratiwi
Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif memberi sambutan usai menyaksikan penandatanganan kerja sama program magang Provinsi Bengkulu dengan International Manpower Development Organization Japan (IM Jepang) di Kota Bengkulu, Jumat (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan untuk mewujudkan prediksi menjadi negara ekonomi terbesar ke tujuh dunia pada 2030, Indonesia harus miliki 113 juta tenaga kerja terampil. Magang jadi salah satu sarana menunjang keterampilan pekerja nasional.

Dia mengatakan ekonomi Indonesia saat ini berada di posisi 16 besar dunia. Pada 2030 ekonomi Indonesia bisa jadi yang ke tujuh dunia. Syaratnya harus ada 113 juta tenaga kerja terampil. Saat ini terdapat 56 juta tenaga kerja terampil dan 57 juta hingga 13 tahun mendatang.

 

"Itu berarti, tiap tahun harus ada 3,8 juta tenaga kerja terampil. Ini jadi pekerjaan rumah semua," kata Hanif usai menyaksikan penandatanganan kerja sama program magang Provinsi Bengkulu dengan  International Manpower Development Organization Japan (IM Jepang) di Kota Bengkulu, Jumat (17/11).

 

Peningkatan kompetensi anak muda penting. Sebuah majalah Jerman, kata Hanif, menyebut anak-anak muda menganggur akan jadi kelompok berbahaya. Maka Indonesia harus memastikan anak-anak muda bisa terserap di lapangan kerja dengan pengetahuan dan kompetensi memadai.

 

Program magang, apalagi ke luar negeri, merupakan hal bagus. Terlebih pemerintah punya program pemagangan nasional. Magang berbeda dengan menjadi tenaga kerja. Orientasi tenaga kerja adalah mencari uang, sementara magang mencari ilmu.

 

''Kalau dapat insentif, itu tambahan saja. Semangatnya magang dan kerja itu beda,'' ucap Hanif.

 

Menurutnya, magang mendorong alih teknologi karena itu, pemerintah ingin program magang bisa dioptimalkan.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement