Jumat 17 Nov 2017 19:37 WIB

'Kasus Kesurupan di Yogyakarta Butuh Pendekatan Psikologis'

Rep: Eric Iskandarsjah/ Red: Fernan Rahadi
Suasana Sekolah Menangah Pertama (SMP) Negeri 15 Yogyakarta, Jumat (17/11). Sekolah yang lokasinya tak jauh dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta ini telah dua pekan diwarnai kesurupan.
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Suasana Sekolah Menangah Pertama (SMP) Negeri 15 Yogyakarta, Jumat (17/11). Sekolah yang lokasinya tak jauh dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta ini telah dua pekan diwarnai kesurupan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kerasukan atau kesurupan terjadi berkali-kali di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 15 Yogyakarta. Hal ini mulai terjadi tepat dua pekan lalu, Jumat (3/11). Kesurupan pun terus menjangkit sebagian murid hingga Jumat (17/11) pada sebelum waktu Shalat Jumat dan usai Shalat Jumat.

Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Heri Suasana mengatakan, Dinas Pendidikan berkomitmen untuk membantu menciptakan kondisi sekolah yang lebih kondusif. "Salah satu langkah yang kami lakukan adalah dengan memberi dorongan psikologis kepada para siswa dan guru," kata Edy saat melakukan audiensi dengan Komite SMPN 15 Yogyakarta di kantor Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Jumat (17/11).

Ia menyadari, hal ini tentu membuat suasana sekolah menjadi tidak nyaman tak rasa tertekan yang dialami oleh murid dan guru pun tak dapat dihindari. Oleh karena itu, ia menilai para guru dan murid saat ini butuh bantuan motivasi secara psikologis dari orang lain.

"Menurut saya, kesurupan juga dapat ditangkal dengan adanya rasa percaya diri dari dalam diri seseorang. Dalam kondisi seperti ini, rasa percaya diri murid dan guru harus dibangkitkan oleh seseorang yang berkompeten," ujarnya.

Dalam memberikan motivasi secara psikis, Dinas Pendidikan Yogyakarta pun menerjunkan motivator dari pihak internal Dinas Pendidikan. Agar dapat menyajikan motivasi secara optimal, Dinas Pendidikan pun menggandeng Fakultas Psikologi dari salah satu Universitas di Yogyakarta.

Selain itu, ia juga menilai, kesurupan ini dapat ditangkal melalui pendekatan religi maupun pendekatan budaya. Dinas Pendidikan pun terus berkomitmen untuk melakukan berbagai langkah strategis agar kegiatan belajar mengajar di SMPN 15 Yogyakarta tak lagi diwarnai dengan kerasukan.

Berdasar pantauan Republika di lokasi, saat ini memang KBM di sekolah itu masih berjalan seperti biasa. Terlihat murid masih memadati setiap ruang kelas yang ada. Selain itu juga terlihat beberapa pekerja bangunan yang berada di sekolah tersebut, karena pihak sekolah saat ini memang tengah melakukan renovasi di beberapa titik. Termasuk merapikan dahan pohon beringin yang berada di halaman depan sekolah.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement