Jumat 17 Nov 2017 19:58 WIB

Jokowi: Dengan Mengucap Bismillah, Saya Buka Munas KAHMI

Rep: Issha Harruma/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan arahannya pada acara pembukaan Musyawarah Nasional ke 10 Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/11).
Foto: Darmawan / Republika
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan arahannya pada acara pembukaan Musyawarah Nasional ke 10 Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, Dengan mengucap Bismillah, saya membuka Munas ke-10 KAHMI, kata Presiden Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Ke-10 Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di Hotel Santika, Medan, Jumat (17/11). Munas itu akan dihelat selama tiga hari, Jumat hingga Ahad (19/11) mendatang.

"Ke Sumatra Utara makan durian. Air kelapa diminum pagi. Sangat berbahagia datang ke Medan. Bisa bersama saudara-saudara bermunas KAHMI," kata Jokowi. Hal ini pun disambut tepuk tangan meriah dari para kader KAHMI yang hadir.

Pembukaan Munas ini ditandai dengan ditabuhnya gordang sambilan, alat musik khas Mandailing, oleh Jokowi beserta Mahfud MD, Zulkifli Hasan, Oesman Sapto Odang, Akbar Tanjung, dan Tengku Erry Nuradi. Tak mau kalah dengan Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, Jokowi juga menunjukkan kebolehannya berpantun.

Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan, perubahan yang ada saat ini semakin cepat terjadi. Hal ini membuat peta politik dan ekonomi global berubah. Hal ini pun tentu berdampak pada perpolitikan dan perekonomian nasional serta menjadi tantangan bagi Indonesia.

"Negara lain bingung mengantisipasi, sama seperti kita. Karena kecepatan teknologi lebih dari yang kita perkirakan. Ini pekerjaan besar kita dan harus kita antisipasi. Ini akan mengubah perilaku sosial kalau kita tidak memperkuat pembangunan SDA dengan nilai agama, budaya dan keindonesiaan yang kita miliki," ujar dia.

Sementara itu, Ketua MPR Zulkifli Hasan saat memberikan keynote speech mengatakan, pascamerdeka dan reformasi, demokrasi di Indonesia semakin baik. Ada tiga hal, lanjutnya, yang harus menjadi perhatian saat ini, yakni kemiskinan, kesenjangan dan keadilan.

"Bukannya kita sudah sepakat 72 tahun lalu bahwa keragaman itu kekuatan. Pancasila merupakan alat mempersatukan, saling menghormati dan menghargai. Saya harap KAHMI lah yang membuat kebinekaan dan persatuan Indonesia menuju kejayaan. Semoga Munas KAHMI sukses," kata Zulkifli. n Issha Harruma

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement