Sabtu 18 Nov 2017 01:07 WIB

Lafran Pane Jadi Pahlawan Nasional Karena Bisikan Dua Orang

Rep: Issha Harruma/ Red: Esthi Maharani
Presiden Jokowi saat membuka Munas Ke-10 KAHMI di Medan, Jumat (17/11).
Foto: Republika/Issha Haruma
Presiden Jokowi saat membuka Munas Ke-10 KAHMI di Medan, Jumat (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pernyataan Presiden Joko Widodo terkait penyematan gelar pahlawan nasional kepada Lafran Pane, pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI), berhasil memancing gelak tawa dan riuh tepuk tangan. Pemandangan ini terlihat saat Jokowi membuka Musyawarah Nasional Ke-10 Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Indonesia (KAHMI) di Medan, Jumat (17/11). Saat itu, Jokowi memberikan sedikit kalimat pembukanya.

Menurut orang nomor satu di Indonesia itu, penetapan Lafran Pane sebagai pahlawan nasional tidak lepas dari 'bisikan' dua tokoh KAHMI, Mahfud MD dan Akbar Tanjung. Sebagaimana diketahui, Mahfud merupakan Koordinator Presidium KAHMI, sementara Akbar sebagai Ketua Majelis Penasehat KAHMI.

"Hampir saja. Saya dibisikin Pak Akbar Tanjung, Pak Mahfud MD, 'Lafran Pane itu dari Tapanuli Selatan. Sebentar lagi jadi keluarga bapak'. Sorenya rapat, kami putuskan Lafran jadi pahlawan nasional," kata Jokowi.

Sontak, pernyataan Jokowi ini langsung disambut riuh tepuk tangan dan gelak tawa dari para kader KAHMI yang hadir. Para pejabat negara yang hadir pun tampak tak bisa menahan senyum.