REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Reza Indragiri mengatakan belum ada riset pasti mengenai sikap posesif yang lebih besar pada pasangan sesama jenis. Namun, bobot perilaku posesif lebih berlipat ganda, sangat dimungkinkan mengingat mereka adalah kaum minoritas.
"Saya belum pernah menemukan riset yang menyimpulkan bahwa LGBT lebih posesif. Tapi jika diasumsikan demikian, sebetulnya masuk akal juga," ujar Reza kepada Republika.co.id, Jumat (17/11).
Pasalnya, mereka merupakan kelompok tertutup, pergolakan batin tak terperi, penolakan publik sangat tinggi, dan sulit untuk mendapat 'pasangan'. Akibatnya, begitu mereka bisa mendapat 'pasangan', ada hambatan ekstra untuk mempertahankan relasi yang sudah dibangun.
"Untuk mempertahankannya, sesama mereka menjadi posesif. Karena posesif, kecemburuan kian menjadi-jadi. Begitu emosi, lepas kendali, sakit hati membara, bobot perilaku agresif pun berlipat ganda," papar dia.
Untuk diketahui, ada penemuan mayat laki-laki di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, yang ternyata seorang biseksual, bernama Imam. Nahas dia dibunuh oleh pacar sesama jenisnya, karena berselingkuh dengan seorang perempuan.
"Motifnya saat ini, asmara sesama jenis karena korban diakui (oleh pelaku) sebagai pacarnya. Informasi sementara dari tersangka bahwa korban ini memiliki pacar gelap (perempuan), orang Bandung, ini masih kami dalami. Akhirnya, tersangka ini melakukan pembunuhan," papar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
Pelaku pembunuhan yang mayatnya dibuang di Terminal Kampung Rambutan, Badrun, ketika ditangkap sempat melakukan percobaan bunuh diri dengan mengigit lidahnya. Namun, percobaan ini berhasil digagalkan oleh kepolisian.
Selain mencoba mengigit lidahnya, pelaku sempat dicegah terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan lainnya. Sementara penyebab ia mencoba berbuat nekat itu, kepolisian masih mendalami lagi.