REPUBLIKA.CO.ID, Dalam beberapa hari terakhir kita disuguhkan dengan dagelan penyidikan kasus dugaan korupsi KTP elektronik dengan tersangka Setya Novanto. Kita sebut dagelan karena kasus itu menjadi berlarut-larut dengan adegan-adegan lucu. Media sosial menjadi penuh dengan meme, video, ataupun komentar-komentar sindiran lucu tentang kasus itu.
Dari riuhnya komentar di media sosial, kita melihat bahwa publik tampaknya kurang percaya dengan apa yang yang dilakukan tersangka. Termasuk soal kecelakaan mobil yang berakibat Setya Novanto harus dirawat di rumah sakit. Itu barangkali terjadi karena rasa keadilan masyarakat sudah dikoyak-koyak dalam kasus ini.
Proses menjadikan tersangka dan pemeriksaan berlarut-larut. Dengan berbagai dalih, tersangka berusaha untuk menghindari pemeriksaan oleh KPK. Apakah ketua DPR itu kebal hukum sehingga tak bisa diperiksa?
Baca Juga: Kronologi Raibnya Setya Novanto Hingga Kecelakaan (1)
Kronologi Raibnya Setya Novanto Hingga Kecelakaan (2)
Sebagai pimpinan tertinggi di DPR seharusnya Setya Novanto menunjukkan keteladanan kepada rakyat. Bahwa semua orang diperlakukan sama di depan hukum. Dia mesti taat dengan aturan hukum yang berlaku, termasuk tidak menghindar ketika dimintai keterangan. Kedudukannya sebagai orang nomor satu di DPR tak menjadikannya kebal hukum.
Dan lagi, jika Setya Novanto bersikukuh tak bersalah, bukankah pemeriksaan KPK menjadi ajang baginya untuk menjelaskan bahwa dia tak terlibat dalam kasus megakorupsi itu? KPK belum tentu benar. Penetapan tersangka terhadap Setya Novanto bisa jadi salah.
Bukti-bukti yang dipunyai KPK bisa jadi tidak kuat. Jika menjalani pemeriksaan Novanto bisa menjelaskan kasus itu seterang-terangnya, menurut versinya. Termasuk dia bisa membela dirinya tak bersalah. Jika bersih mengapa risih?
Kita tetap ingin semua pihak menerapkan asas praduga tak bersalah dalam kasus ini. Namun, dengan apa yang ditampilkan Novanto justru membuat masyarakat menjadi bertanya-tanya mengapa dia selalu menghindar dimintai keterangan KPK? Ada apa?
Presiden Joko Widodo ikut berkomentar terkait dengan kondisi terkini Novanto yang kini ditahan KPK. Jokowi meminta agar Setya Novanto mengikuti proses hukum yang ada. Presiden yakin proses hukum yang ada di negara bisa berjalan dengan baik.
Kita setuju dengan pernyataan Presiden. Tak ada jalan lain bagi Novanto kecuali mengikuti proses hukum yang sedang berjalan. Upaya menghindar bukan hanya membuat kasus ini menjadi berlarut-larut, melainkan juga makin menimbulkan antipati publik.
Masyarakat sudah cukup cerdas untuk mencerna apa yang terjadi. Mereka akan secara spontan mengekspresikan pandangannya terhadap apa yang dilihat dan dirasakan. Muruah dewan yang terhormat dipertaruhkan dalam kasus ini. Semakin berlarut-larut semakin citra wakil rakyat tercoreng karenanya.
Karena itu, sekali lagi, saran terhadap Setya Novanto, ikuti saja proses hukum yang sedang berjalan. Itu lebih baik daripada terus menghindar. Hadapi sajalah KPK.
(Tajuk Koran Republika, Sabtu).