Ahad 19 Nov 2017 12:32 WIB

Polda Bali Pakai Kostum Al Baghdadi dalam Simulasi Antiteror

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Karta Raharja Ucu
Polisi antiteror membekuk teroris yang menyerang delegasi negara asing pada konferensi tingkat menteri saat simulasi penanggulangan teror di Bandara Ngurah Rai, Bali, Jumat (17/11).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Polisi antiteror membekuk teroris yang menyerang delegasi negara asing pada konferensi tingkat menteri saat simulasi penanggulangan teror di Bandara Ngurah Rai, Bali, Jumat (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kepolisian Daerah Bali menggelar simulasi penanganan aksi terorisme Jumat (17/11) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Dalam video yang beredar, warganet justru mengkritik kegiatan tersebut karena diduga menggunakan logo Majelis Ta'lim Nurul Musthofa, Jakarta.

Warganet mempertanyakan penggunaan atribut Islam dalam simulasi tersebut. Teroris digambarkan menggunakan sorban dan rompi berlogo tulisan Arab bertuliskan Al Baghdadi.

Saat dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (9/11), Kepala Divisi Humas Polda Bali, Kombes Pol Hengky Widjaja menyatakan pihaknya sama sekali tidak mendesain pakaian tersebut khusus untuk simulasi. Pakaian tersebut merupakan pakaian duplikat dari pakaian yang pernah disita Polda Bali yang digunakan salah satu warga di Denpasar.

Hengky menjelaskan, dalam simulasi tersebut ditunjukkan bahwa teroris untuk mencapai tujuannya menggunakan dan menghalalkan segala cara. Salah satunya menggunakan atribut institusi lain atau penyamaran.

"Namun, di bawah tulisan arab majelis ta'lim tersebut ada tulisan Al Baghdadi sebagai ciri dia adalah pro dengan teroris ISIS," kata Hengky.

Polda Bali, sebut Hengky, berharap masyarakat bisa mengerti dan memahami hal tersebut. Ia juga berharap tidak terjadi lagi kesalahpahaman di tengah masyarakat.

Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose sebelumnya mengatakan simulasi ini digelar untuk melatih kesiapsiagaan petugas kepolisian dan pihak terkait dalam menangani aksi terorisme saat dan setelah kejadian. Simulasi ini diperkirakan terjadi saat pejabat negara setingkat menteri tiba di Bali untuk sebuah pertemuan bisnis.

Sekelompok orang yang menyamar sebagai awak media dan petugas penjemput tiba-tiba menyandera pejabat tersebut ke dalam gedung terminal bandara. Satuan petugas kepolisian didukung tim antiteror Polda Bali sampai di lokasi menangani aksi tersebut.

"Latihan ini sebagai upaya kami memerangi terorisme," kata Golose.

Teroris yang terlibat dalam simulasi tersebut diskenariokan berafiliasi dengan kelompok radikal. Mereka meminta disiapkan tebusan Rp 100 miliar, pesawat jet, dan permintaan khusus pembebasan sejumlah tahanan teroris dari Lapas Nusakambangan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement