Ahad 19 Nov 2017 20:08 WIB

Kapolri : Koperasi Syariah Bentuk Kepedulian Muhammadiyah

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Sukuran dua tahun Muhammadiyah ranting Pondok Labu sekaligus peresmian koperasi syariah di gedung Pusdatin Kemenhan Jakarta ahad (19/11)
Foto: Republika/Novita Intan
Sukuran dua tahun Muhammadiyah ranting Pondok Labu sekaligus peresmian koperasi syariah di gedung Pusdatin Kemenhan Jakarta ahad (19/11)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Muhammadiyah Ranting Pondok Labu memberikan layanan dalam bidang ekonomi berupa koperasi berbasis syariah yang bertajuk Muhammadiyah Bussiness Center (MBC).

Peresmian kegiatan tersebut dihadiri Ketua MUI Din Syamsuddin, Penasehat Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu, Jimly Asshiddiqie. Selain itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian hingga Ketua MPR RI Zulkifli Hasan juga hadir pada acara tersebut.

Peresmian koperasi berbasis syariah ini bertujuan untuk membantu permodalan pedagang kecil yang masih membutuhkan bantuan pemberdayaan ekonomi. Melihat kegiatan tersebut merupakan gerakan amal usaha, Tito menyebut pembentukan koperasi ini merupakan gerakan sistem ekonomi di tengah merebaknya budaya kapitalisme.

"Membentuk koperasi oleh Muhammadiyah, ini suatu yang luar biasa karena gerakan koperasi sebuah inovasi sistem ekonomi kerakyatan khas Indonesia," ujar Tito di Jakarta, Ahad (19/11).

Didirikannya Muhammadiyah Business Centre dapat membentuk usaha seperti grosir sembako, mini market, bisnis kuliner dan pakaian muslim. "Jadi nanti lewa koperasi syariah berasal dari rakyat, dikelola oleh rakyat, untuk rakyat juga," ucapnya.

Tito mengakui saat ini masih terjadi arus kapitalisme dan liberalisme sehingga membentuk sistem komunis, yang sudah jelas dilarang di Indonesia. Namun, dengan terbentuknya Muhammadiyah Ranting Pondok Labu maka sikap kepedulian dari ketulusan masyarakat maka permasalahan tersebut akan bisa diselesaikan.

"Sistem komunisme yang sudah dilarang, di sini saya melihat bahwa meski ini di Pondok Labu saya berharap kepedulian Pak Din dan Pak Jimli untuk mengelola suatu koperasi dan kegiatan sosial menjadi model di wilayah lain, kalau saja setiap tokoh dikelurahan mau bergerak, saya yakin Indonesia cepat maju tidak mengandalkan bantuan pemerintah," tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement