Senin 20 Nov 2017 03:11 WIB

Tuanku Imam Bonjol dan Perjalanan Mengungkap Sejarah

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Andri Saubani
Pertemuan pribadi Bupati Pasaman dengan Ray Sahetapi membicarakan perencanaan pembuatan buku dan film Pahlawan Tuanku Imam Bonjol, Jakarta, Jumat (17/11)
Foto: Republika/Fergi Nadira B
Pertemuan pribadi Bupati Pasaman dengan Ray Sahetapi membicarakan perencanaan pembuatan buku dan film Pahlawan Tuanku Imam Bonjol, Jakarta, Jumat (17/11)

REPUBLIKA.CO.ID, Bupati Pasaman, Sumatra Barat, Yusuf Lubis sengaja datang ke Jakarta untuk bertemu dan melanjutkan perbincangannya dengan aktor Rey Sahetapi pada Jumat (17/11). Perbincangan tersebut adalah tidak lain mengenai pengungkapan sejarah dari pahlawan bangsa Tuanku Imam Bonjol yang berasal dari daerah Bonjol. Aktor senior Rey Sahetapi berniat mengangkat nama Sumatra Barat, Kabupaten Pasaman, Kecamatan Bonjol melalui sesosok juang yang rela berkorban demi kemerdekaan Indonesia.

Tepatnya dua tahun lalu, Rey sahetapi berkunjung ke Sumatra Barat. Dengan jarak tempuh yang cukup jauh, aktor senior yang berencana mengungkap sejarah Imam Bonjol, menjalaninya. Jika ditempuh dengan pesawat, mendarat di Bandara Minangkabau, Padang, setelah itu pilihan lanjutan ialah melalui jalan darat selama empat jam untuk mencapai kecamatan Bonjol.

"Kami ingin mengangkat Pasaman. Kabupaten tempat lahir pahlawan kita itu, dilalui oleh garis khatulistiwa yang dimanfaatkan oleh wisata dari luar dan dalam negeri. Meskipun begitu tempat wisata kami sampai hari ini belum digarap dengan baik," ujar Bupati Pasaman baru-baru ini di Jakarta.

Dalam keterangan langsung kepada Republika.co.id, Yusuf Lubis menceritakan Kabupaten Pasaman sebagai tempat awal sejarah dari pahlawan bangsa, Tuanku Imam Bonjol. Meskipun belum resmi diangkat sebagai pahlawan bangsa, nama beliau yang terkenal memerjuangkan Indonesia, telah tersebar ke Nusantara sampai Mancanegara.

Lubis yang juga menjabat sebagai Deputy of Public Relation and Region Promotion Sector di Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) mendapat desakan dari tokoh-tokoh berpengaruh bangsa seperti Ray Sahetapi agar pemerintah Sumatra Barat dapat secara pasti dan nyata mendapatkan sejarah yang sebenernya dari Tuanku Imam Bonjol. Tujuannya adalah agar generasi muda dan generasi lanjutan seperti Lubis sendiri dapat mengetahui sejarah sehingga paham akan kemajuan bangsa dari perjuangan pahlawan.

"Diketahui dari peninggalannya, Beliau berjuang tidak hanya di Sumbar saja, tetapi ia berkelana mengelilingi nusantara, bahkan wafatnya beliau bukan di Pulau Sumatra, tapi di Sulawesi di Minahasa. Terbukti di sana ada kuburan beliau," ujar Lubis.

Namun, masyarakat bahkan pemerintahan pun hanya mengetahui garis besar dari sejarah Imam Bonjol. Bagaimana perjuangannya waktu merebut kemerdekaan, bagaimana gigihnya bersama pejuang-pejuang yang lain, tidak secara rinci diceritakan.

Oleh karena itu sejak dua tahun ini, ada tokoh Indonesia, sejarawan, aktor senior, Ray Sehetapi yang mendorong pemerintahan Sumatera Barat untuk mengungkap sejarah sebenarnya Imam Bonjol. "Kami sering bertemu beberapa kali, dan bicara secara dinas secara daerah, terkait dengan rencana pembuatan buku, film, maupun tulisan," kata Lubis.

Bupati Pasaman serta jajaran pemerintahan daerah Sumatra mendorong niat aktor yang memerankan Guru Samir di film Mengaku rasul,untuk dapat meneruskan rencananya yang baik ini. Sehingga harapannya akan berhasil dan menjadi sejarah yang nyata serta menjadi pelajaran khususnya untuk anak-anak muda mulai sekarang sampai ke depannya. Agar anak muda tahu persis apa yang dipelajari dan didengar itu sesungguhnya aseli sejarah yang jelas dan nyata.

"Kami bangga, melalui Bung Ray Sahetapi yang berkelana dari Kabupaten Pasaman, sampai ke provinsi-provinsi lain tempat di mana Tuanku Imam Bonjol berkelana," ujarnya.

Sepekan ini Bupati Pasaman, beserta jajarannya mendapat kabar baik. Perwakilan daerah Kabupaten Pasaman dan pemerintah daerahnya diundang untuk pergi ke Belanda bersama-sama dengan pejabat-pejabat yang menangani tentang kebudayaan di Sumatra Barat pada 4 Desember mendatang untuk menggali, melihat, mempertanyakan, dan membawa pulang kembali sejarah aseli Pulau Sumatra khususnya Pasaman, yang menurut informasi sejarah aseli berada di museum yang ada di Belanda.

Dengan adanya wacana ini, apa pun langkah ke depan untuk mengungkapkan sejarah Imam Bonjol dapat terlaksana. Jika sejarah asli terungkap maka kemudahan menggarap buku maupun film mengenai sosok bersejarah akan cepat terlaksana demi kepentingan masyarakat mengetahui semangat juang Imam Bonjol.

"Mungkin dulu saat kita merdeka, dan Belanda kalah, oleh belanda arsip-arsip dibawa semua sejarah kita ke Belanda. Saya yakin orang Indonesia meski sudah menjadi warga Belanda akan mendukung sejarah yang sebenarnya dan akan dibawa kembali ke Indonesia, Sumatra Barat dan Kabupaten Pasaman ini," ujar Lubis.

Oleh karenanya, harapan besar bersama pemerintah daerah untuk menuju ke Belanda sehingga dapat mengungkap sejarah dengan dikumpulkannya album-album, arsip-arsip yang aseli sejarah Imam Bonjol. Seperti diketahui, di Belanda masih banyak orang-orang Minangkabau, Sumatra Barat, ataupun orang Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement