REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Lima perwira yang tidak bersedia menerima kenaikan pangkat, setelah berhasil membebaskan sandera dari OPM, akan diberikan pendidikan khusus mendahului rekan-rekanyya.
"Jendral TNI Gatot Nurmantyo mengatakan 63 orang prajurit, termasuk diantaranya 5 orang perwira yang harus naik pangkat. Tetapi kelima perwira tersebut, dengan halus menyampaikan bahwa keberhasilan adalah milik anak buah tetapi kegagalan adalah tanggung jawab perwira, sehingga kata mereka yang layak adalah anggotanya," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi, Ahad malam.
Menurutnya, ini adalah contoh tauladan bagi prajurit yang tidak mengutamakan kepentingan pribadi tetapi hanya mengutamakan kepentingan negara republik Indonesia. Dia mengungkapkan bahwa sebanyak 1.300 lebih warga tersandera tetapi dengan senyap, dengan cepat prajurit TNI AD bisa memisahkan dari terisolisasi sehingga 347 sandera bisa selamat semuanya tanpa luka sedikitpun.
"Ditambah lagi Kapolda Papua dan Pangdam Cenderawasih datang ke tempat sasaran kemudian mengevakuasi warga sehingga semuanya sekarang berada di Timika dalam keadaan selamat," katanya.
Adapun Sebanyak 58 anggota prajurit TNI AD mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa dari Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam suatu upacara khusus yang digelar di Kampung Utikini, Distrik Tembagapura, Kabupaten Timika, Papua, Ahad siang.
"Kenaikan pangkat luar biasa itu berkat keberhasilan prajurit TNI AD terkait pembebasan sandera di Kampung Kimberley dan Banti dalam beberapa hari terakhir ini," kata Aidi ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Ahad malam.
Menurut dia, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo langsung datang ke Distrik Tembagapura dan memberikan kenaikan pangkat luar biasa bagi para prajurit yang sudah berjuang dengan baik.